Berita
Baru Dua Hari Menjabat, Diplomat Militer Myanmar di PBB Mundur
Duta besar yang ditunjuk junta militer Myanmar di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Tin Maung Naing memutuskan untuk mengundurkan diri kendati baru menjabat selama dua hari. Juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan misi Myanmar telah mengirimkan kabar bahwa junta militer telah menerima surat pengunduran diri Tin. Sebagai gantinya, Kywa Moe Tun akan tetap menjadi perwakilan Myanmar untuk […]
Duta besar yang ditunjuk junta militer Myanmar di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Tin Maung Naing memutuskan untuk mengundurkan diri kendati baru menjabat selama dua hari.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan misi Myanmar telah mengirimkan kabar bahwa junta militer telah menerima surat pengunduran diri Tin. Sebagai gantinya, Kywa Moe Tun akan tetap menjadi perwakilan Myanmar untuk PBB.
Junta militer menunjuk Tin menggantikan posisi Kywa setelah dalam pidatonya menyatakan dukungan terhadap pemerintah Presiden Win Myint dan penasehat negara Aung San Suu Kyu yang ditangkap dan dikudeta pada 1 Februari 2021
Dalam suratnya, Tin menyatakan jika pendahulunya, Kyaw yang dipecat oleh junta militer karena dianggap berkhianat, akan kembali mengisi kursi perwakilan Myanmar untuk PBB.
Mengutip AFP, keputusan pengunduran diri Tin dilakukan setelah ai terlibat perselisihan dengan Kyaw yang menuliskan surat kepada Majelis Umum PBB pada Senin (1/3). Dalam suratnya, Kyaw menegaskan bahwa kudeta militer melanggar hukum karena mereka tidak memiliki wewenang untuk menggulingkan dirinya.
“Oleh karena itu, saya ingin mengonfirmasikan kepada Anda bahwa saya tetap menjadi wakil tetap Myanmar untuk PBB,” ucapnya.
Kementerian luar negeri Myanmar pada Selasa (2/3) mengirim catatan verbale ke PBB yang menyatakan bahwa Kyaw telah dipecat dan digantikan oleh Tin yang sebelumnya menjabat sebagai wakil dubes untuk PBB.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, melalui juru bicaranya Dujarric mengatakan telah menerima surat pemberitahuan dari junta militer Myanmar terkait perubahan perwakilan di PBB.
“Jujur saja ini situasi yang unik dan sudah sangat lama tidak terjadi. Kami mencoba menyelesaikan hal ini dengan sejumlah aturan hukum dan mempertimbangkan dampak lainnya,” kata Dujarric.
Dujarric mengatakan pihaknya dan sembilan negara anggota Komite Perwakilan PBB harus menelaah terlebih dahulu untuk memutuskan siap ayang berhak mewakili Myanmar.
Di dalam negeri, gelombang aksi demonstrasi menentang kudeta militer terus meluas. Laporan PBB mencatat setidaknya lebih dari 50 orang tewas dalam aksi unjuk rasa di Myanmar.
-
EKBIS28/10/2025 08:45 WIBDaftar Harga BBM Pertamina Terbaru 28 Oktober 2025, Harga Pertalite dan Pertamax Stabil
-
EKBIS28/10/2025 10:30 WIBRupiah Menghijau Tipis, Yen Jepang Jadi Juara Asia Saat Peso Filipina Justru Anjlok
-
NASIONAL28/10/2025 15:00 WIB
Kemenhan: TNI Siapkan Langkah Awal Pengiriman Pasukan Pedamaian ke Gaza
-
NASIONAL28/10/2025 07:00 WIBProyek Kereta Cepat Whoosh Disorot, KPK Resmi Buka Penyelidikan Dugaan Korupsi
-
EKBIS28/10/2025 11:45 WIBHarga Jual dan Buyback Emas Antam Kompak Merosot Rp 45.000 Pagi Ini
-
NASIONAL28/10/2025 11:00 WIBDKPP Copot Nasrul Muhayyang dari Jabatan Ketua Bawaslu Sulawesi Barat
-
JABODETABEK28/10/2025 07:30 WIBJadwal SIM Keliling Jakarta Selasa 28 Oktober 2025: Cek 5 Lokasi dan Syarat Perpanjangan
-
NASIONAL28/10/2025 12:00 WIBIrjen Anwar: Anggota Polri Terlibat LGBT Langsung Dipecat Tanpa Hormat

















