BPPTKG: Titik Api Diam di Kubah Merapi dan Potensi Bahayanya


Ilustrasi

AKTUALITAS.ID – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengungkap penemuan titik api diam yang terpantau di kubah lava bagian tengah kawah Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan, api diam merupakan lava panas bersuhu tinggi yang menandakan bahwa magma sudah berada di permukaan. Api diam ini teramati pada 4 Maret 2021 lalu.

“Ini menandakan bahwa ada magma yang bergerak dari dalam menuju ke permukaan,” kata Hanik melalui siaran BPPTKG yang ditayangkan secara daring, Jumat (5/3/2021).

Api diam yang muncul di sisi lereng ketika mengalami pembekuan akan menjadi kubah lava. Sementara yang dikenal sebagai lava pijar, adalah bila api diam langsung meluncur ke bawah.

Sedangkan untuk kubah lava pada bagian tengah kawah yang pertumbuhannya teramati per 4 Februari 2021, hingga kini belum bisa dipastikan volumenya. Hal tersebut lantaran tingginya kecepatan angin sehingga tak memungkinkan bagi BPPTKG untuk menerbangkan drone.

Kendati begitu Hanik menyebut ada peningkatan tinggi kubah lava sekitar 5 meter bila dilihat lewat pengamatan kamera CCTV di Pos Deles.

“Untuk volumenya ini hanya perkiraan saja, kalau 5 meter ya bertambahnya (volume) sekitar 200an ribu (meter kubik),” urai Hanik.

Untuk kubah lava di sisi barat daya pun terpantau terus tumbuh dengan volume yang kini mencapai 711 ribu meter kubik. Laju pertumbuhan sepanjang 4 Januari hingga 5 Maret sebesar 13.900 meter kubik.

“Kemudian untuk per hari ini rate-nya 8.300an (meter kubik),” sambung Hanik.
Potensi Bahaya di Sungai Gendol

Adapun kubah lava pada bagian tengah kawah tercatat terus tumbuh. Aktivitas pijaran dan guguran lava tersebut sudah bisa teramati dari lereng. Kondisi tersebut pun menjadi tanda kemungkinan terjadinya guguran dan awan panas ke arah Kali Gendol.

Indikasi itu membuat petugas BPPTKG merekomendasikan potensi bahaya guguran lava dan awan panas di sektor Sungai Gendol sejauh 3 kilometer.

Sementara potensi bahaya serupa dengan jarak sejauh 5 kilometer juga diperkirakan mengancam kawasan di sektor selatan-barat daya. Wilayah tersebut meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

“Hujan abu juga sudah sering terjadi di sekitar Gunung Merapi. Masyarakat dan pemerintah daerah agar mengantisipasi bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi,” kata Hanik mengimbau.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>