Berita
Saat Tahun Baru Thingyan, Aktivis Myanmar Serukan Pembangkangan Nasional
Para penentang kudeta Myanmar kemarin menyerukan warga untuk menunjukkan pembangkangan terhadap militer dengan mengenakan kostum dan berdoa selama liburan tahun baru mendatang. Para kelompok antikudeta militer Myanmar juga berharap dapat mempertahankan momentum gerakan penentangan, yang selama ini telah menewaskan 700 orang. Tahun baru tradisional, yang dikenal sebagai Thingyan di Myanmar, adalah hari libur paling penting […]

Para penentang kudeta Myanmar kemarin menyerukan warga untuk menunjukkan pembangkangan terhadap militer dengan mengenakan kostum dan berdoa selama liburan tahun baru mendatang.
Para kelompok antikudeta militer Myanmar juga berharap dapat mempertahankan momentum gerakan penentangan, yang selama ini telah menewaskan 700 orang.
Tahun baru tradisional, yang dikenal sebagai Thingyan di Myanmar, adalah hari libur paling penting dalam setahun dan biasanya dirayakan dengan doa, ritual pembersihan patung Buddha di kuil, dan semburan air dengan semangat tinggi ke jalanan.
“Dewan militer tidak punya kekuasaan atas Thingyan. Kekuasaan rakyat ada di tangan rakyat,” tulis Ei Thinzar Maung, pemimpin kelompok protes Komite Kolaborasi Pemogokan Umum, di Facebook.
“Rakyat yang bersatu perlu mempertahankan Thingyan,” kata Ei Thinzar Maung, seperti dilansir laman Antara mengutip Reuters, Senin (13/4).
Dia meminta umat Buddha untuk mengenakan pakaian religius dan membaca doa bersama. Bagi komunitas Kristen, mereka diimbau mengenakan pakaian putih dan membaca mazmur.
Dia mengatakan para penganut agama-agama lain harus mengikuti arahan pemimpin mereka.
Liburan berlangsung dari 13 April hingga 17 April, yang merupakan Hari Tahun Baru.
Pasukan keamanan telah membunuh 706 pengunjuk rasa, termasuk 46 anak-anak, sejak militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dalam kudeta 1 Februari, menurut hitungan kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
Penghitungan itu termasuk 82 orang yang tewas di Kota Bago, sekitar 70 km (45 mil) timur laut Yangon, pada Jumat. AAPP menyebut peristiwa itu sebagai “ladang pembantaian”.
-
FOTO02/10/2025 19:27 WIB
FOTO: Diskusi Publik Menakar Kemandirian KPU Menyusun Regulasi Teknis
-
FOTO03/10/2025 12:25 WIB
FOTO: Stafsus Kemenko Kumham Buka FGD Tentang Kewarganegaraan
-
NASIONAL02/10/2025 19:00 WIB
HUT ke-80, TNI Pamerkan 1.047 Alutsista di Monas
-
NASIONAL02/10/2025 22:00 WIB
Mulai November, Pegawai Pemprov Jabar Malas Bakal Diumumkan di Medsos
-
NASIONAL02/10/2025 21:00 WIB
KPPD Gelar Diskusi Publik: Kemandirian KPU Menyusun Regulasi Teknis Jadi Sorotan
-
DUNIA02/10/2025 20:00 WIB
Sambaran Petir Tewaskan 40 Orang di Kamboja, Turun Dibanding Tahun Lalu
-
JABODETABEK03/10/2025 06:30 WIB
Jabodetabek Masih akan Diguyur Hujan Dengan Intensitas Sedang Hari Ini
-
NUSANTARA03/10/2025 13:45 WIB
Polemik Konkoorcab PKC PMII Riau, Dua Kandidat Saling Klaim Kemenangan