Berita
Untuk Kedua Kalinya, Myanmar Tangkap Jurnalis Jepang
Aparat Myanmar kembali menangkap seorang jurnalis Jepang di Yangon, Yuki Kitazumi, pada akhir pekan lalu. Seorang saksi mata mengatakan kepada BBC Myanmar bahwa tentara menahan Yuki di rumahnya pada Sabut (17/4) malam. Sebagaimana dilansir Reuters, Yuki diminta untuk mengangkat kedua tangannya dan disuruh masuk ke dalam satu mobil. Berdasarkan keterangan Kedutaan Besar Jepang di Myanmar, […]
Aparat Myanmar kembali menangkap seorang jurnalis Jepang di Yangon, Yuki Kitazumi, pada akhir pekan lalu.
Seorang saksi mata mengatakan kepada BBC Myanmar bahwa tentara menahan Yuki di rumahnya pada Sabut (17/4) malam.
Sebagaimana dilansir Reuters, Yuki diminta untuk mengangkat kedua tangannya dan disuruh masuk ke dalam satu mobil.
Berdasarkan keterangan Kedutaan Besar Jepang di Myanmar, Yuki memang ditahan dan kini berada di Penjara Insein, fasilitas yang dikenal kerap dipakai untuk menampung tahanan politik.
Juru bicara Kedubes Jepang mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya masih meminta izin untuk menemui Yuki di dalam penjara.
“Kami mendesak Myanmar untuk membebaskan dia. Kami akan melakukan segala upaya untuk melindungi warga Jepang,” ujar jubir Kedubes Jepang itu.
Ia kemudian berkata, “Untuk alasan penangkapannya, Kedubes Jepang sedang mempelajari lebih lanjut.”
Ini merupakan kali kedua Yuki ditahan sejak militer mengudeta pemerintahan sipil Myanmar pada 1 Februari lalu.
Saat ditahan pada Februari lalu, ia dilaporkan dipukuli. Namun, tak lama setelah itu, Yuki dibebaskan.
Kelompok pemantau bernama Reporting ASEAN menyatakan bahwa Myanmar sudah menahan setidaknya 65 wartawan sejak kudeta pecah. Saat ini, setidaknya 34 di antaranya masih di dalam tahanan.
Menurut laporan kelompok pemantau lainnya, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), saat ini ada tiga jurnalis dari Myitkyina News ditahan di tempat interogasi di negara bagian Kachin.
“Di pusat interogasi ini, orang-orang yang ditahan dipaksa menandatangani sesuatu dan mengakui sesuatu. Jika tidak, mereka akan disiksa,” demikian pernyataan AAPP pada Senin (19/4).
-
EKBIS29/10/2025 10:30 WIBKurs Rupiah Hari Ini 29 Oktober 2025 Tertekan, Dolar AS Menguat Jelang FOMC
-
FOTO29/10/2025 09:25 WIBFOTO: Suasana Diskusi KPU Bahas Tantangan Digitalisasi Pemilu
-
FOTO29/10/2025 05:13 WIBFOTO: Aksi Peduli Biruni Foundation di Hari Sumpah Pemuda
-
NASIONAL29/10/2025 13:00 WIBProvinsi Dengan Pendaftar Terbanyak Akan Terima Kuota Haji Lebih Besar
-
EKBIS29/10/2025 08:30 WIBUpdate Harga BBM Pertamina 29 Oktober 2025: Cek Daftar Lengkap Harga Terbaru di Seluruh Indonesia
-
POLITIK29/10/2025 12:00 WIBBawaslu Minta KPU dan Pemerintah Segera Atur Penggunaan AI di Pemilu
-
EKBIS29/10/2025 09:30 WIBBursa Saham RI Dibuka Merah, IHSG Turun ke Level 8.072 pada 29 Oktober 2025
-
NUSANTARA29/10/2025 12:30 WIBKeracunan Massal MBG Terjadi di Lembang Bandung Barat, Ratusan Anak Jadi Korban

















