Berita
Kurangi Ancaman, Israel Disarankan Segera Duduki Jalur Gaza
Kegagalan berulang menghalangi Hamas membuat Israel dinilai perlu menduduki Jalur Gaza dan dan menggulingkan kelompok militan Palestina itu. Saran tersebut diungkap oleh sebuah lembaga penelitian keamanan Israel. Pakar keamanan Israel dari Institut Strategi dan Keamanan Yerusalem, Omer Dostri dalam artikel yang dimuat Kantor Berita Sama menganggap Israel harus memiliki berbagai pendekatan untuk menghadapi ancaman. “Israel memiliki hak untuk mengadopsi pendekatan bertahap dalam menghadapi […]
Kegagalan berulang menghalangi Hamas membuat Israel dinilai perlu menduduki Jalur Gaza dan dan menggulingkan kelompok militan Palestina itu. Saran tersebut diungkap oleh sebuah lembaga penelitian keamanan Israel.
Pakar keamanan Israel dari Institut Strategi dan Keamanan Yerusalem, Omer Dostri dalam artikel yang dimuat Kantor Berita Sama menganggap Israel harus memiliki berbagai pendekatan untuk menghadapi ancaman.
“Israel memiliki hak untuk mengadopsi pendekatan bertahap dalam menghadapi berbagai ancaman yang dihadapinya,” kata Dostri dilansir dari Middle East Monitor.
Dalam makalahnya, Dostri menyebut Israel harus memilah setiap ancaman, dari yang paling ringan hingga berat, dengan fokus sebanyak mungkin pada ancaman paling serius, yaitu program nuklir Iran.
“Pendekatan ini pertama-tama membutuhkan kebijakan untuk menghalangi Hamas, dengan tujuan menggulingkan kekuasaannya, sebagai langkah menuju ancaman berikutnya,” ujarnya berpendapat.
Dia melihat ancaman yang ditimbulkan oleh Jalur Gaza bersifat sekunder, dibandingkan dengan ancaman lain seperti front Libanon dan Iran.
Akan tetapi persenjataan Hamas yang terus berlanjut, dan kegagalan Israel untuk mencegahnya selama bertahun-tahun, meningkatkan ancaman dari waktu ke waktu, dan mungkin berkembang menjadi ancaman. Ancaman yang sama pentingnya dengan front Libanon.
Peneliti Israel mengklaim bahwa dalam perang multi-pertempuran, Israel diharapkan untuk berperang di tiga front utama, Libanon, Dataran Tinggi Golan dan Gaza.
Sementara serangan udara yang dilakukan oleh rudal jarak jauh atau alat peledak dari Irak dan Yaman menyediakan lahan subur untuk pangkalan militer Iran, melalui milisi Irak dan Houthi di Yaman. Dalam situasi seperti itu, Hamas mungkin menjadi pengganda kekuatan bagi upaya Iran untuk menyakiti Israel.
Setelah menggulingkan Hamas, Dostri menyarankan Israel memperkuat pencegahan terhadap Hizbullah di Libanon, kemudian fokus secara eksklusif pada ancaman program nuklir Iran.
Untuk mengurangi ancaman, Dostri menilai, Israel pertama-tama harus melenyapkan Hamas.
“Karena dalam beberapa dekade terakhir, ia telah menjadi kekuatan pemerintah penting yang bertanggung jawab atas Jalur Gaza dan penduduknya, membuatnya rentan terhadap pencegahan karena ketakutannya atas kehilangan kendali.”
Dia berpendapat bahwa Hamas masih berpegang teguh pada ideologi Islam radikal.
“Israel harus menanggapi Hamas dengan lebih banyak daya tembak terhadap target dengan kualitas yang jauh lebih tinggi, dan dengan jumlah serangan yang jauh lebih besar, terhadap peluncuran roket apa pun dari Gaza.”
Dostri menegaskan bahwa Israel juga harus menerapkan kebijakan ini untuk menerbangkan balon api dan peluncur peledak, atau mengirim aktivis untuk melakukan tindakan kekerasan di dekat perbatasan.
Dostri menyimpulkan bahwa Israel harus mengutamakan strategi mencegah, dengan mulai menerapkan strategi pertempuran antara perang di Gaza.
- Ragam22 jam lalu
“Keajaiban Air Mata Wanita”, Film Inspiratif tentang Perjuangan Seorang Ibu, Tayang Januari 2025
- Olahraga21 jam lalu
Jakarta LavAni Resmi Gaet Taylor Sander, Tambah Kekuatan untuk Proliga 2025
- POLITIK16 jam lalu
Dipecat PDIP, Gibran Fokus Bantu Presiden Prabowo
- Nasional20 jam lalu
KPK Geledah Bank Indonesia Terkait Dugaan Korupsi Dana CSR
- Nasional14 jam lalu
Komisi I DPR Cermati Usulan UU Batas Usia Akses Media Sosial
- EkBis15 jam lalu
Sambut Nataru, 396 Mal Gelar Diskon Belanja Hingga 70 Persen
- POLITIK19 jam lalu
DKPP Jatuhkan Sanksi Peringatan Keras ke Ketua KPU RI dan Anggota KPU RI
- Nasional17 jam lalu
Lokasi Pra Muktamar Luar Biasa NU Dirahasiakan, Sebagian Peserta Hadir Secara Daring