Berita
Telepon Xi Jinping, Erdogan Minta Kesetaraan Muslim Uighur Dengan Rakyat China
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden China Xi Jinping pada Selasa (13/7). Dalam perbincangan itu, Erogan mengatakan kepada Xi Jinping bahwa Turki berharap Muslim Uighur bisa hidup damai sebagai warga negara yang setara dengan rakyat China. Meski demikian, kata Erdogan, Turki tetap menghormati kedaulatan nasional China. “Erdogan mengungkapkan penting bagi Turki bahwa orang-orang […]
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden China Xi Jinping pada Selasa (13/7). Dalam perbincangan itu, Erogan mengatakan kepada Xi Jinping bahwa Turki berharap Muslim Uighur bisa hidup damai sebagai warga negara yang setara dengan rakyat China. Meski demikian, kata Erdogan, Turki tetap menghormati kedaulatan nasional China.
“Erdogan mengungkapkan penting bagi Turki bahwa orang-orang Turki Uighur hidup dalam kemakmuran dan perdamaian sebagai warga negara yang setara dengan China. Dia menyuarakan rasa hormat Turki terhadap kedaulatan dan integritas teritorial China,” kata pernyataan kepresidenan Turki seperti dikutip dari Reuters.
Selama panggilan telepon itu Erdogan dengan Xi membahas masalah bilateral dan regional. Mereka membicarakan kerja sama di berbagai bidang, mulai dari energi, perdagangan, transportasi dan kesehatan. Erdogan mengatakan kepada Xi bahwa ada potensi tinggi untuk menjalin hubungan komersial dan diplomatik antara Turki dan China.
PBB memperkirakan lebih dari satu juta orang, terutama etnis Uighur yang berbahasa Turki dan minoritas Muslim lainnya, ditahan dalam beberapa tahun terakhir di sistem kamp di wilayah Xinjiang. China awalnya membantah keberadaan kamp itu, tetapi kemudian mengatakan bahwa itu adalah pusat pelatihan kejuruan dan dirancang untuk memerangi ekstremisme.
Tiongkok juga menyangkal semua tuduhan pelecehan. Sejumlah warga Uighur yang tinggal di Turki mengkritik pendekatan Ankara ke China setelah kedua negara menyetujui perjanjian ekstradisi tahun lalu. Menteri luar negeri Turki mengatakan kesepakatan itu mirip dengan yang dilakukan Ankara dengan negara-negara lain.
Dia juga membantah perjanjian itu berdampak pada pemulangan orang-orang Uighur ke China.
Ratusan orang Uighur memprotes perlakuan terhadap kerabat etnis mereka di China selama kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi ke Ankara pada Maret lalu. Beberapa pemimpin oposisi menuduh pemerintah Turki mengabaikan hak-hak Uighur demi kepentingan lain dengan China, tetapi dibantah pemerintah.
Turki juga pernah memanggil duta besar China setelah kedutaannya mengatakan memiliki hak untuk menanggapi para pemimpin oposisi Turki yang mengkritik perlakuan China terhadap Uighur.
-
JABODETABEK07/12/2025 05:30 WIBAwas! Cuaca Ekstrem Mengancam Jakarta Minggu 7 Desember 2025
-
JABODETABEK07/12/2025 07:30 WIBPerpanjangan SIM di Jakarta Hari Ini: Cek Lokasi dan Biaya
-
FOTO07/12/2025 10:22 WIBFOTO: Indofood UI Ultra 2025 Ajak Pelari Peduli Daur Ulang Sampah
-
OASE07/12/2025 05:00 WIBKeutamaan Surat Al Qamar: Mukjizat Terbelahnya Bulan Rasulullah dan Khasiat Memudahkan Urusan
-
NASIONAL07/12/2025 07:00 WIBAria Bima: PPHN Wajib Dihidupkan Agar Visi Presiden Selaras dengan Konstitusi
-
POLITIK07/12/2025 06:00 WIBBupati Aceh Selatan Dicopot dari Ketua DPC Gerindra karena Umrah saat Bencana
-
NUSANTARA07/12/2025 06:30 WIBBanjir Sumatra: Korban Meninggal Capai 914 Jiwa, 389 Warga Masih Hilang
-
EKBIS07/12/2025 09:30 WIBCek Sebelum Isi! Ini Kenaikan dan Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru Per Desember 2025

















