Connect with us

DUNIA

Trump Dorong Perdamaian, Netanyahu Ingin Lanjutkan Perang Sampai Hamas Hancur

Aktualitas.id -

Israel terus menggempur sejumlah kawasan di Jalur Gaza melalui serangan udara di hari Idul Fitri, Rabu (10/4/2024). (Foto: Saltwire)

AKTUALITAS.ID – Di tengah upaya internasional meredam konflik, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan perang di Gaza akan terus berlanjut meskipun sandera telah dibebaskan. Pernyataan kontroversial ini datang di saat serangan udara Israel kembali menghantam dua rumah sakit pada Selasa (13/5/2025), menewaskan setidaknya delapan warga sipil dan melukai puluhan lainnya.

Komentar Netanyahu secara tidak langsung menentang harapan Presiden AS Donald Trump, yang dalam kunjungannya ke Timur Tengah menyerukan penghentian perang usai pembebasan tentara Amerika-Israel Edan Alexander oleh Hamas. Langkah itu disebut sebagai “isyarat goodwill” untuk mendorong gencatan senjata.

Namun, Netanyahu menolak. “Kalau Hamas membebaskan sandera, ya kami terima. Tapi setelah itu, kami tetap akan masuk dan lanjutkan perang sampai Hamas dihancurkan,” ujar Netanyahu. Ia menyebut pasukan Israel hanya tinggal “beberapa hari lagi” dari peningkatan kekuatan militer di Gaza.

Gencatan senjata hanya akan dilakukan sementara, dan menurut Netanyahu, “tidak mungkin” perang dihentikan sepenuhnya sampai Hamas tumbang.

Hamas menanggapi mereka hanya akan melepas seluruh sandera jika Israel menyetujui gencatan senjata permanen, membebaskan lebih banyak tahanan Palestina, dan menarik diri sepenuhnya dari Gaza. Namun hal ini menjadi jalan buntu karena Israel menolak ketiga syarat tersebut.

Sementara itu, Presiden Trump menekankan pembebasan sandera adalah langkah penting menuju penghentian konflik. “Kami bekerja tanpa lelah untuk membawa semua sandera pulang dan mengakhiri perang ini secepat mungkin. Ini tragedi yang tak bisa diterima,” ujarnya.

Namun, retakan hubungan antara Trump dan Netanyahu semakin terbuka. The Times of Israel melaporkan Netanyahu, dalam pernyataan tertutup kepada parlemen, secara terang-terangan mengakui tujuan sebenarnya dari serangan ke Gaza adalah untuk membuat warga Palestina hengkang dari wilayah tersebut, bukan semata-mata menghentikan Hamas.

“Kami hancurkan sebanyak mungkin rumah di Gaza agar mereka tidak punya tempat untuk kembali,” ujar Netanyahu dalam transkrip yang bocor ke media. Ia bahkan mengaku sedang mencari negara yang mau menerima eksodus warga Gaza, namun tidak ada yang bersedia, termasuk Mesir dan Yordania.

AS sendiri disebut belum serius memajukan gagasan kontroversial untuk mengambil alih Gaza pascaperang, yang pernah dilontarkan Trump pada Februari lalu.

Sejumlah aktivis HAM mengecam keras sikap Israel yang enggan memberi jaminan warga Gaza bisa kembali jika mereka mengungsi keluar. Bahkan, anak-anak yang dievakuasi untuk perawatan medis pun tidak diizinkan kembali bertemu keluarga mereka di Gaza.

Di tengah segala retorika soal perang melawan Hamas dan pembebasan sandera, fakta-fakta terbaru justru menguatkan dugaan bahwa konflik ini juga ditunggangi agenda demografis jangka panjang. Satu hal yang bisa menambah tekanan internasional terhadap Israel dalam beberapa pekan ke depan. (Mun)

TRENDING