Connect with us

EKBIS

Perang Dagang AS-China Ikut ‘Menggoreng’ Harga Minyak Dunia

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Harga minyak dunia sedikit bangkit pada penutupan perdagangan Jumat ( 25/4/2025) waktu setempat (Sabtu – 26/4/2025/ WIB), namun tetap mencatat penurunan mingguan akibat kekhawatiran pasar akan kelebihan pasokan dan tensi dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Mengutip Yahoo Finance, minyak mentah Brent naik tipis 0,4 persen menjadi USD65,91 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS hanya naik 0,1 persen ke USD62,87 per barel. Meski demikian, kedua harga kontrak ini tetap merosot sekitar dua persen sepanjang minggu ini.

Kunci pelemahan harga berasal dari rencana beberapa anggota OPEC+ untuk mempercepat peningkatan produksi pada bulan Juni, melanjutkan lonjakan tak terduga sebesar 411 ribu barel per hari yang terjadi pada Mei. Langkah ini memicu perpecahan internal dalam OPEC+, karena banyak pihak menganggap penambahan pasokan di tengah permintaan global yang lesu justru akan memperparah tekanan harga.

“Dorongan untuk menaikkan produksi saat permintaan belum stabil bisa memperparah kelebihan pasokan dan membuat harga terus melemah,” ujar Anh Pham, analis senior dari LSEG.

Selain itu, ketegangan perdagangan AS–Tiongkok belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Meskipun Tiongkok tengah mempertimbangkan untuk mengecualikan beberapa impor AS dari tarif tinggi 125 persen, ketidakpastian yang melingkupi kebijakan kedua negara tetap membebani prospek permintaan energi global.

Sentimen pasar makin tertekan oleh penguatan dolar AS, yang membuat minyak lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.

“Pasar bereaksi positif terhadap meredanya kekhawatiran tarif dan sikap dovish The Fed, tapi tekanan mingguan tetap datang dari ancaman pasokan berlebih dan permintaan yang belum pulih,” tambah Pham.

Dengan kondisi yang terus bergerak dinamis, para pelaku pasar tetap waspada terhadap sinyal-sinyal baru dari OPEC+ maupun perkembangan geopolitik dan ekonomi global yang dapat menggerakkan harga dalam waktu dekat. (Mun/Yan Kusuma)

TRENDING