OASE
Hukum Merayakan Natal dalam Islam, Berikut Penjelasannya!

AKTUALITAS.ID – Perayaan Natal yang dirayakan oleh umat Kristiani sebagai bentuk penghormatan atas kelahiran Yesus Kristus sering kali menjadi perbincangan di tengah masyarakat Muslim, terutama di negara majemuk seperti Indonesia.
Bagaimana Islam memandang keterlibatan umat Muslim dalam perayaan ini? Berikut ulasannya berdasarkan ajaran syariat Islam.
Akidah: Pondasi Utama dalam Islam
Dalam Islam, akidah tauhid menjadi prinsip utama yang harus dijaga. Allah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa keyakinan tentang Tuhan memiliki anak tidak sesuai dengan ajaran Islam:
“Dan mereka berkata, ‘Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak.’ Sungguh, kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar.”
(QS. Maryam: 88-89)
Hal ini dipertegas dalam Surah Al-Ikhlas, yang menyebutkan bahwa Allah Maha Esa, tidak beranak, dan tidak diperanakkan. Oleh karena itu, keterlibatan seorang Muslim dalam perayaan yang mengandung unsur keyakinan tersebut dianggap bertentangan dengan akidah Islam.
Pandangan Ulama tentang Perayaan Agama Lain
Para ulama, seperti Imam Ibnul Qayyim, menyatakan bahwa mengikuti hari raya agama lain termasuk dalam bentuk tasyabbuh (menyerupai kaum lain). Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.”
(HR. Abu Dawud)
Hal ini mencakup tindakan seperti menghadiri ibadah Natal atau memberikan ucapan selamat Natal, yang dapat diartikan sebagai bentuk persetujuan terhadap keyakinan tersebut.
Islam dan Toleransi Beragama
Meski demikian, Islam sangat menjunjung tinggi sikap toleransi terhadap umat beragama lain. Allah berfirman:
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak mengusirmu dari negerimu. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
(QS. Al-Mumtahanah: 8)
Toleransi dalam Islam berarti menghormati keyakinan agama lain tanpa harus terlibat dalam ritual atau perayaan mereka. Seorang Muslim dapat menjaga hubungan baik dengan umat Kristiani melalui doa untuk kebaikan atau kerja sama dalam kegiatan sosial tanpa melanggar prinsip tauhid.
Maka, dapat disimpulkan bahwa Islam tidak membolehkan seorang Muslim ikut merayakan Natal karena hal itu bertentangan dengan prinsip tauhid. Namun, sikap toleransi dapat ditunjukkan melalui cara-cara lain yang tidak melibatkan pelanggaran akidah, seperti menjaga hubungan baik dan saling menghormati.
Sebagai umat Muslim, penting untuk menyeimbangkan antara menjalankan syariat dan menjalin hubungan harmonis dengan sesama manusia. Sikap ini tidak hanya mencerminkan ketaatan kepada Allah tetapi juga menunjukkan wajah Islam yang damai dan menghargai keberagaman. (YAN KUSUMA/RIHADIN)
-
EKBIS18/04/2025 10:30 WIB
Harga Kripto 18 April 2025: Bitcoin Stabil, Solana Jadi Bintang
-
EKBIS18/04/2025 09:30 WIB
Harga Emas Melonjak Tajam, Pegadaian Catat Rekor Baru di Rp2.045.000 per Gram
-
POLITIK18/04/2025 13:00 WIB
Permainan Catur Politik: Jokowi Bertahan, Prabowo Menyerang
-
NASIONAL18/04/2025 12:00 WIB
Eksponen 98 Pasang Badan Bela Menteri Desa Soal PHK Pendamping Eks Caleg
-
POLITIK18/04/2025 11:00 WIB
Istana Balas Pernyataan Bahlil: Tak Ada Reshuffle Kabinet
-
RAGAM18/04/2025 15:30 WIB
Terungkap! Peristiwa Dahsyat 35 Juta Tahun Lalu Jadi Penyebab Indonesia Terbagi Dua
-
OASE18/04/2025 05:00 WIB
Sudah Berdoa Tapi Tak Terkabul? Ini Kata Alquran dan Hadis
-
RAGAM18/04/2025 16:00 WIB
12 Tradisi Paskah Paling Unik di Dunia, dari Polandia hingga Indonesia