OASE
Sejarah Salat Tarawih dalam Islam

AKTUALITAS.ID – Salat Tarawih adalah ibadah yang hanya ada di bulan suci Ramadan dan dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia. Namun, tahukah Anda bagaimana sejarahnya dan bagaimana salat ini berkembang dari zaman Nabi Muhammad SAW?
Menurut buku Qiyamul Lail dan Ramadan karya Ustaz Isnan Ansory, Lc. M.Ag, salat Tarawih pada awalnya dikenal dengan sebutan Qiyam Ramadan, yang berarti “berdiri di bulan Ramadan.” Ibadah ini melibatkan kegiatan berdiri dalam salat dan zikir pada malam hari selama bulan Ramadan.
Pengertian Salat Tarawih
Salat Tarawih pada dasarnya adalah salat malam yang dilakukan dengan istirahat di antara setiap dua rakaat. Tergantung pada tradisi yang diikuti, jumlah rakaat salat ini bisa bervariasi. Ada yang mengerjakannya dengan 11 rakaat (terdiri dari 8 rakaat Tarawih dan 3 rakaat witir), ada juga yang melakukannya dengan 23 rakaat (20 rakaat Tarawih dan 3 rakaat witir). Kedua jumlah rakaat ini memiliki dasar dalil yang kuat dan telah dipraktikkan secara luas di kalangan umat Islam selama berabad-abad.
Salat Tarawih pada Masa Nabi Muhammad SAW
Pada masa Nabi Muhammad SAW, salat Tarawih pertama kali dilakukan secara berjamaah di masjid pada malam ke-23 bulan Ramadan, tahun 2 Hijriyah. Sejak saat itu, para sahabat mengikuti beliau dalam melaksanakan salat ini. Nabi Muhammad SAW melanjutkan salat berjamaah ini hingga malam ke-29 Ramadan.
Namun, setelah itu, Nabi Muhammad SAW tidak lagi melaksanakan salat Tarawih berjamaah di masjid, karena beliau khawatir jika salat tersebut dilakukan terus-menerus, maka akan dianggap sebagai kewajiban oleh umat Islam. Padahal, hukum salat Tarawih adalah sunnah. Dalam hadisnya, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya aku tidak tahu keberadaan kalian (yang sedang melaksanakan salat Tarawih). Akan tetapi, aku khawatir jika salat ini diwajibkan atas kalian, sehingga kalian merasa keberatan karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Salat Tarawih pada Masa Khalifah Umar bin Khattab
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, tradisi salat Tarawih tetap dilaksanakan oleh para sahabat, meski dilakukan secara terpisah-pisah, ada yang salat sendirian dan ada yang berkelompok kecil. Namun, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, beliau merasa bahwa lebih baik jika salat Tarawih dilakukan secara berjamaah.
Melihat para sahabat salat dengan cara yang berbeda-beda, Khalifah Umar bin Khattab berinisiatif untuk mengumpulkan mereka dan memimpin salat Tarawih bersama-sama di bawah satu imam. Beliau kemudian menunjuk sahabat yang saleh, Ubay bin Ka’ab, sebagai imam salat Tarawih.
Peristiwa ini juga tercatat dalam kitab Sahih Bukhari, melalui riwayat Abdurrahman bin Abdul Qariy, yang menceritakan:
“Aku keluar bersama Umar bin Khattab pada malam Ramadan menuju masjid. Ternyata orang-orang salat secara terpisah, ada yang salat sendiri-sendiri dan ada yang berkelompok kecil. Maka Umar berkata, ‘Aku pikir seandainya mereka salat berjamaah dengan satu imam, itu lebih baik.’”
Setelah itu, Umar pun mengumpulkan mereka untuk salat berjamaah di masjid dengan Ubay bin Ka’ab sebagai imam. Beliau kemudian berkata, “Sebaik-baiknya bid’ah adalah ini,” mengartikan bahwa meski mengumpulkan orang untuk salat berjamaah tidak dilakukan di zaman Nabi, namun hal tersebut adalah sesuatu yang baik dan bermanfaat.
Salat Tarawih di Masa Kini
Kini, salat Tarawih telah menjadi tradisi yang diterima di seluruh dunia, baik di masjid, musala, maupun surau. Umat Islam di berbagai belahan dunia melaksanakan salat Tarawih dengan jumlah rakaat yang bervariasi, antara 11 atau 23 rakaat, dengan tambahan 3 rakaat witir setelahnya. Semua ini telah dipraktekkan oleh umat Islam selama berabad-abad dan tetap menjadi bagian penting dalam ibadah di bulan Ramadan. Wallahu a’lam. (Kiki/Yoke)
-
NASIONAL14/07/2025 13:00 WIB
MPLS Sekolah Rakyat Dimulai Hari Ini
-
NASIONAL14/07/2025 09:00 WIB
Wakil KPK: Aturan Impunitas Advokat di RUU KUHAP Tidak Tepat secara Yuridis
-
NASIONAL14/07/2025 11:00 WIB
RUU KUHAP Rampung September 2025, Perlindungan Hukum Advokat Jadi Prioritas Utama
-
JABODETABEK14/07/2025 13:30 WIB
Operasi Patuh Jaya 2025, Sasar Pelat Palsu Kendaraan
-
DUNIA14/07/2025 14:00 WIB
Tiga Bidang Utama Jadi Fokus Kemitraan Indonesia Dengan Uni Eropa
-
POLITIK14/07/2025 10:00 WIB
Anies Baswedan Kritik Absennya Kepala Negara di Forum PBB Bertahun-tahun
-
EKBIS14/07/2025 10:30 WIB
Rupiah Loyo di Awal Pekan: Bayangan Kebijakan Trump dan Keputusan BI
-
NUSANTARA14/07/2025 06:30 WIB
Tukang Ojek di Puncak Jaya Jadi Korban Kebrutalan KKB