Connect with us

OASE

Bilal bin Rabah: Dari Budak Disiksa hingga Suara Terompahnya Didengar di Surga

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto:Ist

AKTUALITAS.ID – Ada kisah yang mengalir dari peristiwa Isra’ Mi’raj, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bertanya kepada sahabatnya, Bilal bin Rabah. “Wahai Bilal,” tanya Rasulullah, “Sewaktu aku bermir’aj ke Sidratul Muntaha, dalam perjalanan aku mendengar suara terompahmu di surga. Amalan apa yang engkau kerjakan hingga mendapatkan kemuliaan itu?”

Dengan rendah hati, Bilal menjawab, “Hamba bukanlah apa-apa ya Rasulullah.” Ia kemudian mengungkapkan rahasianya: “Saya hanya mejaga diri saya selalu dalam keadaan berwudhu. Jika saya batal wudhu, maka saya akan kembali berwudhu dan mengerjakan sholat sunnah dua rakaat setelahnya.”

Kisah ini mengingatkan kita pada perjalanan hidup Bilal yang penuh pengorbanan. Sebelum memeluk Islam, Bilal hanyalah seorang budak. Mendengar dakwah Rasulullah yang membawa risalah Allah yang tidak membeda-bedakan, Bilal tergerak hatinya untuk masuk Islam. Namun, keputusannya itu menuai kemarahan majikannya, Umayyah bin Khalaf. Bilal disiksa dengan brutal di padang pasir yang panas terik. Cambukan, pukulan, dan beban batu besar tidak mampu melunturkan imannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala akhirnya memberikan pertolongan melalui sahabat karib Rasulullah, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Dengan harga yang sangat mahal, Abu Bakar membebaskan Bilal dari perbudakan.

Setelah merdeka, Bilal sepenuhnya mengabdikan hidupnya kepada Allah bersama Rasulullah dan kaum Muslimin. Perbedaan status sosial yang pernah membelenggunya lenyap. Ia menjadi sahabat yang sangat dihormati, bahkan oleh para pemimpin besar seperti Umar bin Khattab. Diceritakan, dalam satu majelis, Umar tidak berani menegakkan badannya saat duduk di samping Bilal. “Bagaimana aku mau meninggikan diri di hadapannya,” ujar Umar, “sambil Allah memuliakannya dengan menjamin surga baginya.”

Kisah Bilal bin Rabah adalah bukti nyata amalan sederhana, sekecil apapun, yang dikerjakan dengan ikhlas, keikhlasan, dan kesungguhan, bisa menjadi bekal paling mulia di akhirat. Kecintaannya pada wudhu dan sholat sunnah, yang dianggap remeh oleh sebagian, justru menjadi amalan yang mengantarkan suara terompahnya didengar di Surga oleh Rasulullah sendiri. Ini adalah pelajaran abadi tentang nilai sejati dari kebersihan spiritual dan ketaatan kepada Allah. (Mun)

TRENDING