RAGAM
Penelitian Ungkap Bahaya Tersembunyi Beras Merah

AKTUALITAS.ID – Sebuah studi terbaru dari Michigan State University mengungkapkan temuan mengejutkan: beras merah ternyata mengandung arsenik anorganik—zat yang diketahui bersifat karsinogenik—sekitar 40 persen lebih banyak dibandingkan beras putih. Hasil studi ini dipublikasikan dalam jurnal Risk Analysis dan dilansir oleh Medical Daily.
Arsenik anorganik adalah senyawa berbahaya yang dapat meningkatkan risiko kanker dan menyebabkan kerusakan genetik jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Para peneliti mencatat bahwa meskipun beras merah selama ini dikenal lebih sehat karena kandungan nutrisi seperti serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang lebih tinggi, ternyata ia juga membawa risiko kesehatan yang tak kalah besar.
Dilema Sehat: Kandungan Gizi vs Risiko Arsenik
Beras merah telah lama dianggap sebagai pilihan sehat karena manfaatnya yang mendukung kesehatan jantung, menurunkan kolesterol, membantu mengatur tekanan darah, serta mencegah diabetes dan gangguan metabolisme. Namun, di balik segudang manfaat itu, kandungan arsenik yang tinggi menjadi sisi gelap yang selama ini kurang disadari.
Selain kandungan arsenik yang lebih tinggi, beras merah juga cenderung lebih mahal dan memiliki rasa serta tekstur yang kurang disukai sebagian konsumen.
Sebaliknya, beras putih yang lebih banyak dikonsumsi secara global—karena harga yang lebih terjangkau dan rasa yang lebih netral—ternyata memiliki kandungan arsenik yang jauh lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh proses penggilingan yang menghilangkan lapisan luar beras, tempat arsenik banyak terkonsentrasi. Namun, proses ini juga turut menghilangkan banyak nutrisi penting.
Anak-anak Lebih Rentan
Para peneliti menyoroti pentingnya perhatian khusus terhadap konsumsi beras pada anak-anak. Karena anak-anak mengonsumsi makanan lebih banyak relatif terhadap berat badan mereka dibandingkan orang dewasa, paparan arsenik dari beras merah bisa berdampak lebih besar pada kesehatan mereka.
Untuk itu, para ahli menyarankan agar orang tua mempertimbangkan pola makan seimbang antara beras merah dan beras putih dalam menu anak-anak, demi meminimalkan paparan arsenik tanpa mengorbankan nilai gizi.
Kesimpulan: Risiko Perlu Dipertimbangkan dengan Bijak
Meski begitu, studi ini menegaskan bahwa tidak ada ancaman kesehatan masyarakat yang bersifat akut akibat konsumsi arsenik dari beras di populasi umum Amerika. Namun, analisis menyeluruh terhadap risiko dan manfaat dari konsumsi beras merah tetap diperlukan, terutama bila dibandingkan dengan beras putih.
Studi ini membuka mata banyak pihak akan pentingnya kesadaran terhadap kandungan berbahaya dalam makanan sehat sekalipun. Pilihan terbaik? Seimbangkan keduanya dalam pola makan yang bervariasi dan bergizi. (ARI WIBOWO/DIN)
-
JABODETABEK17/06/2025 20:30 WIB
UI Terima 1.602 Mahasiswa Lewat Jalur PPKB 2025, Termasuk dari Wilayah 3T
-
OLAHRAGA17/06/2025 21:00 WIB
PON Bela Diri 2025 Digelar di Kudus, KONI Gandeng Djarum Foundation
-
POLITIK17/06/2025 22:30 WIB
DKPP Pecat Komisioner KPU Madiun, Terbukti Rangkap Jabatan Pengurus Partai
-
JABODETABEK18/06/2025 09:45 WIB
Proposal Perdamaian Ditolak Meski Utang Sudah Dilunasi, Diduga Ada Konflik Kepentingan Kreditor Afiliasi
-
DUNIA17/06/2025 22:00 WIB
21 Negara Islam Serukan Gencatan Senjata dan Kecam Agresi Israel ke Iran
-
OLAHRAGA17/06/2025 20:00 WIB
Tim Voli Putra Indonesia Siap Tempur di AVC Nations Cup 2025
-
FOTO17/06/2025 22:15 WIB
FOTO: Diskusi KWP Bersama DPR Bahas RUU Penyiaran
-
RAGAM18/06/2025 01:00 WIB
Arbani Yasiz dan Raissa Ramadhani Resmi Bertunangan, Momen Manis Diunggah di Instagram