EKBIS
Rupiah Awali Hari dengan Penguatan, Perkasa di Rp 16.309 per Dolar AS

AKTUALITAS.ID – Rupiah di pasar spot menunjukkan performa yang positif di awal perdagangan hari ini, Rabu (22/1/2025).
Mata uang Garuda dibuka menguat di level Rp 16.309 per dolar Amerika Serikat (AS), mencatatkan penguatan 0,21% dari penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.343 per dolar AS.
Sementara itu, hingga pukul 09.04 WIB, mayoritas mata uang di kawasan Asia mengalami pelemahan. Yuan China mengalami penurunan terdalam dengan anjlok sebesar 0,23%.
Diikuti oleh yen Jepang yang terkoreksi 0,14% dan dolar Singapura yang terdepresiasi 0,13%. Peso Filipina juga mencatat penurunan tipis sebesar 0,07%.
Dolar Hongkong dan dolar Taiwan masing-masing melemah sekitar 0,04%.
Di sisi lain, ringgit Malaysia berhasil menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di kawasan Asia dengan melonjak sebesar 0,41%. Selain itu, won Korea Selatan juga menunjukkan kenaikan sebesar 0,12%, sementara baht Thailand menguat tipis 0,08% terhadap dolar AS.
Penguatan rupiah pada hari ini nampaknya didorong oleh sentimen positif dari kondisi pasar domestik dan penguatan mata uang lainnya di Asia.
Investor akan memperhatikan perkembangan selanjutnya, terutama terkait dengan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah ke depan. (Enal Kaisar)
-
EKBIS10/06/2025 09:15 WIB
Harga Pangan Kompak Turun Hari Ini: Daging Ayam hingga Cabai Makin Murah
-
FOTO10/06/2025 09:17 WIB
FOTO: RUPST Dewi Shri Farmindo Bidik Margin Laba Tembus 6%
-
NASIONAL10/06/2025 13:47 WIB
Pemerintah Cabut Izin 4 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
-
FOTO10/06/2025 10:20 WIB
FOTO: Harga Emas Naik Tipis Ditengah Perundingan AS-China
-
DUNIA10/06/2025 08:00 WIB
Unjuk Rasa di LA Berujung Larangan Berkumpul dan Penangkapan Massal
-
NUSANTARA10/06/2025 12:30 WIB
Biadab! OPM Tembak Mati 2 Tukang Bangunan Gereja di Jayawijaya
-
POLITIK10/06/2025 15:30 WIB
Sampai Hari Ini Belum Ada Rencana Reshuffle
-
POLITIK10/06/2025 11:00 WIB
Baleg DPR Tegaskan Pembahasan RUU Pemilu Perlu Segera Dimulai