DUNIA
Gencatan Senjata Diberlakukan di Tripoli
AKTULITAS.ID – Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Libya (UNSMIL) mengecam tindak kekerasan dan serangan terhadap wilayah-wilayah sipil, serta memperingatkan bahwa tindakan yang merugikan nonkombatan dan merusak infrastruktur dapat dianggap sebagai tindak kejahatan di bawah hukum internasional.
Pemerintah Persatuan Nasional (Government of National Unity/GNU) Libya yang berbasis di Tripoli mengumumkan gencatan senjata pada Rabu (14/5/2025) waktu setempat. menyusul bentrokan sengit semalaman antara para milisi yang berseteru, yang kemudian menyebar ke sejumlah distrik pusat kota dan permukiman di ibu kota Tripoli, sehingga memicu reaksi masyarakat internasional yang mendesak agar pemerintah segera melakukan upaya untuk melindungi warga sipil dan mencegah eskalasi lebih lanjut.
Bentrokan terjadi sepanjang malam antara kelompok pasukan yang setia kepada Perdana Menteri Abdul-Hamed Dbeibah, termasuk Brigade 444, dan milisi yang bersekutu dengan Abdel Raouf Kara, kepala Pasukan Penangkal Khusus (Special Deterrence Force).
Warga sekitar mengaku mendengar suara tembakan yang berkelanjutan hingga pagi hari. Organisasi Bulan Sabit Merah Libya melaporkan penemuan jenazah seorang korban di pusat kota Tripoli. Hingga saat ini, belum ada laporan jelas mengenai jumlah korban dalam insiden tersebut. Menurut Kementerian Pertahanan GNU, gencatan senjata mulai diberlakukan pada tengah hari, dengan pasukan penyangga dikerahkan untuk memisahkan pihak-pihak yang berseteru dan menstabilkan titik-titik kerusuhan.
Bentrokan terbaru ini terjadi setelah konfrontasi mematikan pada Senin (12/5) antara pasukan yang bersekutu dengan Dbeibah dan Aparat Pendukung Stabilitas (Stability Support Apparatus/SSA), setelah terbunuhnya Komandan SSA Abdel Ghani al-Kikli, yang secara luas dikenal sebagai Ghaniwa.
Seorang pejabat senior mengatakan al-Kikli terbunuh di sebuah fasilitas yang dikendalikan oleh Brigade 444, yang dipimpin Mahmoud Hamza, seorang pemimpin milisi yang bersekutu dengan Dbeibah. Kematian al-Kikli memicu gelombang serangan balasan hingga menyebabkan setidaknya enam orang tewas, demikian menurut sejumlah sumber keamanan. (Yan Kusuma/Goeh)
-
EKBIS28/10/2025 10:30 WIBRupiah Menghijau Tipis, Yen Jepang Jadi Juara Asia Saat Peso Filipina Justru Anjlok
-
NASIONAL28/10/2025 15:00 WIB
Kemenhan: TNI Siapkan Langkah Awal Pengiriman Pasukan Pedamaian ke Gaza
-
EKBIS28/10/2025 11:45 WIBHarga Jual dan Buyback Emas Antam Kompak Merosot Rp 45.000 Pagi Ini
-
POLITIK28/10/2025 19:00 WIBKPP-DEM Gelar Diskusi Media Bahas Digitalisasi Pemilu Bareng KPU, Bawaslu dan Kemkomdigi
-
NASIONAL28/10/2025 11:00 WIBDKPP Copot Nasrul Muhayyang dari Jabatan Ketua Bawaslu Sulawesi Barat
-
NASIONAL28/10/2025 12:00 WIBIrjen Anwar: Anggota Polri Terlibat LGBT Langsung Dipecat Tanpa Hormat
-
NUSANTARA28/10/2025 12:30 WIBViral ‘Party’ di Kapal Pinishi, Anggota DPRD PAN Langkat Abaikan Maklumat Zulhas?
-
JABODETABEK28/10/2025 13:00 WIBCiliwung Meluap, Rendam 20 RT di Jakarta

















