OASE
Surat Asy-Syu’ara’: Mengisahkan Kisah Kaum Terdahulu dan Peringatan Bagi Umat Islam
AKTUALITAS.ID – Surat ke-26 dalam Al-Qur’an, Surat Asy-Syu’ara’ (Para Penyair), bukan hanya sekadar kumpulan ayat, melainkan harta karun ajaran fundamental Islam. Meskipun diturunkan di Mekah (Makkiyah) pada masa-masa sulit dakwah Rasulullah, surat ini membawa pesan yang kuat dan abadi mengenai tauhid, kebenaran risalah, dan pelajaran dari sejarah umat terdahulu.
Dengan total 227 ayat, Surat Asy-Syu’ara’ berfungsi sebagai benteng spiritual bagi Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat, sekaligus peringatan keras bagi kaum musyrikin yang menolak kebenaran. Nama surat ini, diambil dari ayat 224, secara khusus menanggapi tuduhan bahwa Al-Qur’an adalah syair atau ucapan setan.
Pilar-Pilar Kandungan Utama Surat Asy-Syu’ara’
Berikut adalah rangkuman 10 pesan inti yang terkandung dalam surat yang diturunkan setelah Surat Al-Waqi’ah ini:
1. Tantangan dan Kemukjizatan Al-Qur’an
Surat ini secara tegas menolak tuduhan bahwa Al-Qur’an adalah sihir atau syair. Ia menantang kaum musyrikin untuk menandingi kemukjizatan Al-Qur’an dan membersihkannya dari tuduhan bahwa ia adalah ucapan-ucapan setan.
2. Respon Terhadap Penolakan Kaum Quraisy
Asy-Syu’ara’ menanggapi sikap kaum Quraisy yang menolak keras kenabian Rasulullah ﷺ, mencela wahyu, dan bahkan menantang agar azab yang dijanjikan segera ditimpakan kepada mereka.
3. Penghiburan bagi Rasulullah
Salah satu fungsi utama surat ini adalah menghibur hati Nabi Muhammad ﷺ atas penolakan, ejekan, dan kesulitan yang beliau hadapi dari kaumnya, menegaskan bahwa tugas beliau hanyalah menyampaikan pesan.
4. Peringatan Keras terhadap Kaum Musyrikin
Surat ini mengecam sikap keras kepala kaum musyrikin terhadap dakwah tauhid. Hal ini disertai ancaman hukuman di dunia (kekalahan) dan hukuman yang mengerikan di akhirat.
5. Penguatan Iman Kaum Mukminin
Untuk kaum mukminin yang tertindas, surat ini berfungsi sebagai peneguh keyakinan. Kisah-kisah umat terdahulu memberikan kekuatan spiritual bahwa kesulitan yang mereka hadapi adalah jalan yang sama yang ditempuh oleh para nabi dan pengikutnya.
6. Dialog Abadi: Musa dan Firaun
Kisah Nabi Musa ‘alaihis salam dan Firaun disajikan secara mendalam. Kisah ini mencakup konfrontasi langsung, tipu daya para penyihir, hingga keimanan dan penyesalan yang terjadi pada akhirnya, menjadi contoh tentang pertarungan antara kebenaran dan tirani.
7. Penekanan Tauhid dan Kebenaran Risalah
Surat Asy-Syu’ara’ menegaskan bahwa bukti-bukti kebenaran (tauhid) dan risalah para rasul sudah lebih dari cukup bagi siapa pun yang mencari petunjuk. Ini sekaligus penegasan bahwa mayoritas pendusta tidak akan beriman.
8. Hukuman Bagi Pendusta: Pelajaran Sejarah
Melalui kisah-kisah Nabi Nuh, Hud, Shaleh, Luth, dan Syuaib, surat ini menggambarkan nasib umat-umat yang mendustakan rasul. Setiap kisah ditutup dengan firman Allah $ta’ala$:
“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda (kebenaran), dan kebanyakan mereka tidak beriman. Dan Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (QS. Asy-Syu’ara’: 8-9).
Ayat penutup ini berulang kali menegaskan adanya Tanda Kebenaran bagi yang mau merenungkan, namun kebanyakan manusia memilih untuk tidak beriman.
9. Kewajiban Menyampaikan Pesan (Tabligh)
Kepada Rasulullah ﷺ, Allah memerintahkan untuk memperingatkan kaumnya. Ini mengajarkan bahwa tugas seorang dai atau penyampai pesan adalah menyampaikan kebenaran (tabligh), sementara hidayah adalah urusan Allah subhanahu wa ta’ala.
10. Ancaman Bagi Orang-orang Zalim
Surat ini ditutup dengan ancaman serius bagi orang-orang yang zalim. Kezaliman di sini mencakup kezaliman terhadap diri sendiri (mengingkari Allah) dan kezaliman terhadap orang lain (melanggar hak-hak mereka).
Surat Asy-Syu’ara’ adalah inti dari dakwah tauhid, berfungsi sebagai narasi sejarah yang penuh pelajaran, yang menegaskan bahwa kekuatan Allah (Al-Aziz) dan kasih sayang-Nya (Ar-Rahim) selalu menyertai para nabi dan pengikut setia mereka, sementara kehancuran adalah balasan yang pasti bagi para pendusta. Surat ini mengajak setiap muslim untuk merefleksikan kebenaran Al-Qur’an dan konsisten dalam memegang teguh akidah tauhid. (Mun)
-
NASIONAL16/11/2025 09:00 WIBPolisi Aktif di Jabatan Sipil Terancam Putusan MK, Berikut Daftarnya
-
NASIONAL16/11/2025 06:00 WIBPEDPHI: RUU KUHAP Berpotensi Optimalkan Sistem Peradilan Pidana Indonesia
-
NASIONAL16/11/2025 10:00 WIBEddy Soeparno Tegaskan Kesiapan Indonesia Pimpin Aksi Iklim Asia di COP30
-
POLITIK16/11/2025 07:00 WIBRUU Pemilu: Integrasi Teknologi dan AI Jadi Fokus Utama
-
JABODETABEK16/11/2025 07:30 WIBPolda Metro Jaya Buka Layanan SIM Keliling Hari Minggu, Ini Lokasinya
-
NUSANTARA16/11/2025 06:30 WIBBencana Longsor Cilacap: 11 Jenazah Ditemukan, Pencarian Masih Berlanjut
-
JABODETABEK16/11/2025 05:30 WIBWaspada! Jabodetabek Diprediksi Diguyur Hujan Sedang pada 16 November 2025
-
EKBIS16/11/2025 08:30 WIBPertamina Naikkan Harga Dexlite dan Pertamina Dex, Ini Daftar Harga BBM Hari Ini

















