Berita
Tengah Pandemi Covid-19, Dokter di India Tolak Rawat Pasien Muslim
Seorang dokter di daerah Mathura, Uttar Pradesh, India, diduga menolak pasien dari kalangan Muslim, mengatakan: “Kami hanya akan merawat yang Hindu, bukan Muslim.” Sejumlah aktivis mengatakan, dokter itu tertangkap tengah menolak sejumlah pasien Muslim. Persoalan ini adalah aksi dugaan sektarianisme terbaru di dunia kesehatan India selama pengurungan (lockdown) nasional karena virus corona. Sebuah video dibagikan […]
Seorang dokter di daerah Mathura, Uttar Pradesh, India, diduga menolak pasien dari kalangan Muslim, mengatakan: “Kami hanya akan merawat yang Hindu, bukan Muslim.”
Sejumlah aktivis mengatakan, dokter itu tertangkap tengah menolak sejumlah pasien Muslim. Persoalan ini adalah aksi dugaan sektarianisme terbaru di dunia kesehatan India selama pengurungan (lockdown) nasional karena virus corona.
Sebuah video dibagikan di media sosial menunjukkan tindakan dokter tersebut.
Video ini muncul di tengah laporan pada pertengahan April sebuah rumah sakit di India menempatkan pasien Muslim Covid-19 di bangsal terpisah dari pasien Hindu. Pemisahan ini diduga atas instruksi pemerintah negara bagian.
Dr. Gunvant H Rathod, dari Rumah Sakit Sipil Ahmedabad, mengatakan, mereka diberikan perintah resmi pemerintah untuk memisahkan pasien baru berdasarkan keyakinan mereka.
“Secara umum, ada bangsal terpisah untuk pasien laki-laki dan perempuan. Tapi di sini, kami membuat bangsal terpisah untuk pasien Hindu dan Muslim,” jelasnya dikutip dari The Indian Express.
“Itu keputusan pemerintah dan Anda bisa bertanya kepada mereka,” tambahnya.
Wakil Kepala Menteri dan Menteri Kesehatan Nitin Patel mengatakan dia tak tahu menahu mengenai persoalan ini.
“Saya tidak mengetahui keputusan seperti itu (pemisahan bangsal sesuai agama). Secara umum, ada bangsal terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Nanti saya tanyakan,” jelasnya.
Seorang pasien mengatakan kepada The Indian Express: “Pada Minggu malam, nama-nama 28 orang yang dirawat di bangsal pertama dipanggil. Kami kemudian dipindahkan ke bangsal lain (C-4).”
“Sementara kami tidak diberi tahu mengapa kami dipindah, semua nama yang dipanggil milik satu komunitas. Kami berbicara dengan satu anggota staf di lingkungan kami hari ini dan dia mengatakan ini dilakukan untuk ‘kenyamanan kedua komunitas.”
-
RIAU29/12/2025 13:00 WIBBukan Sekedar Perlombaan, Festival Sampan Layar di Bengkalis Adalah Warisan Budaya
-
JABODETABEK29/12/2025 05:30 WIBBMKG Rilis Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Senin 29 Desember 2025
-
NASIONAL29/12/2025 14:01 WIBKasus Dugaan Korupsi Bekasi, Pengamat: Mirip Pola Jokowi–Gibran
-
RIAU29/12/2025 17:30 WIBKapolda Riau dan Danrem Wira Bima Dorong Penyelesaian TNTN Berbasis Kolaborasi dan Pendekatan Humanis
-
NASIONAL29/12/2025 11:00 WIBKPK: Penyidikan Kasus Nikel Rp2,7 T Dihentikan Karena Bukti Tidak Cukup dan Daluwarsa
-
DUNIA29/12/2025 08:00 WIBIran Ancam Balasan Mematikan terhadap AS dan Israel di Tengah Eskalasi Konflik
-
NASIONAL29/12/2025 06:00 WIBDukung Target Energi Prabowo, Wakil Ketua MPR Ajak Masdar Perluas Investasi Energi Bersih RI
-
OASE29/12/2025 05:00 WIBAjaran Surat Al-Anfal yang Patut Dicontoh untuk Meraih Kemenangan Hidup

















