Terobos Wilayah, Tentara Jepang Usir Kapal Selam China


Ilustrasi, Foto; Istimewa

Angkatan Laut Jepang dilaporkan mengejar kapal selam China yang kedapatan menyelundup masuk ke perairan dekat Okinawa di selatan negara tersebut pada Kamis pekan lalu.

Sebuah kapal penghancur Jepang pengangkut helikopter bersama pesawat patroli P-1 dilaporkan mendeteksi keberadaan kapal selam China sekitar 38,6 kilometer dari Pulau Amami-Oshima, dekat Okinawa di selatan Jepang.

Selama dua hari, pesawat dan kapal angkatan bersenjata Jepang berpatroli untuk mengintai aktivitas kapal selam China itu sampai akhirnya meninggalkan perairan Jepang.

Surat kabar Ashai Shimbun menuturkan ini merupakan pertama kalinya sejak kapal selam asing terakhir kali menyusup ke perairan Jepang pada 2018 lalu.

Akibat insiden ini, Jepang berencana memberlakukan “zona blokade” di sekitar Okinawa untuk menangkap kapal selam asing yang berhasil meninggalkan pelabuhan.

Jepang bersama sejumlah sekutunya juga berencana melakukan pengepungan dan pemusnahan di laut lepas pada setiap kapal selam China yang kedapatan menyelinap masuk ke zona blokade di Okinawa.

Armada kapal selam China selama ini cukup menjadi ancaman bagi angkatan laut negara asing. Menurut Kantor Intelijen Angkatan Laut AS, angkatan laut China mengoperasikan 57 kapal selam dan lima kapal selam bersenjata nuklir pada 2015 lalu.

Sementara itu, sebagai perbandingan, Jepang sejauh ini memiliki 20 kapal sekam diesel-listrik dan tidak berencana memperbarui atau menambah jumlah mereka meski kapal-kapal itu termasuk yang paling modern dan canggih di dunia.

Dalam beberapa dekade terakhir, China memang terus menggenjot sektor pertahanan dan memodernisasi alat utama sistem pertahanannya. China diprediksi bisa memiliki 60 kapal selam berbahan bakar diesel-listrik hingga 60 buah dan setidaknya 16 kapal selam bersenjata nuklir pada 2030 mendatang.

Dilansir Forbes, sejumlah pejabat Jepang menganggap manuver kapal selam China pada pekan lalu berlangsung di tengah agresivitas China untuk memperkuat klaimnya atas sebagian wilayah di barat Pasifik, terutama Laut China Selatan.

Pada 3 April lalu, sebuah kapal China menyerang dan menenggelamkan sebuah perahu nelayan Vietnam di Laut China Selatan. Dalam waktu yang berdekatan pula, China mengklaim bahwa dua kepulauan di daerah itu sebagai wilayah administratifnya hingga memicu protes keras dari Vietnam.

Beijing juga belakangan mengumumkan telah mendirikan “stasiun penelitian” baru di Fiery Cross Reef da Subi Reef yang terletak di Laut China Selatan. China disebut memiliki selusin pangkalan yang dibangun di perairan tersebut.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>