Berita
Usai di Tabrak Kapal China, 12 Hilang Nelayan Filipina di LCS
Setidaknya 12 orang nelayan Filipina hilang setelah kapal kargo asing yang diduga berasal dari China menabrak kapal penangkap ikan setempat di sekitar Laut China Selatan pada Minggu (28/6) pagi. Insiden itu terjadi sekitar 15 mil (24 kilometer) dari kota Paluan atau di lepas pantai barat laut provinsi Occidental Mindoro, seperti dilaporkan Inquirer.net dan Rappler. Kedua […]

Setidaknya 12 orang nelayan Filipina hilang setelah kapal kargo asing yang diduga berasal dari China menabrak kapal penangkap ikan setempat di sekitar Laut China Selatan pada Minggu (28/6) pagi.
Insiden itu terjadi sekitar 15 mil (24 kilometer) dari kota Paluan atau di lepas pantai barat laut provinsi Occidental Mindoro, seperti dilaporkan Inquirer.net dan Rappler.
Kedua media lokal itu mengutip pernyataan dari seorang penjaga pantai Filipina. Tetapi Iquirer melaporkan 12 orang hilang, sementara Rappler menyebut 12 kru kapal hilang plus dua karyawan lain dari perusahaan yang sama.
Berdasarkan laporan Rappler, kapal yang menabrak perahu nelayan itu adalah kapal kargo Cina. Sementara laporan Inquirer.net menyebut kapal itu ditandai di Hong Kong, yang merupakan wilayah semi-otonomi China.
“Ketika (tim) kami tiba di daerah itu, mereka masih melihat kapal penangkap ikan terbalik tetapi tidak menemukan siapa pun lagi,” kata Commodore Leovegildo Panopio, komandan penjaga pantai di distrik Tagalog Selatan, seperti dikutip Inquirer.
Arus laut yang kuat mengganggu proses pencarian pada Minggu malam. Tetapi, ia menyebut akan kembali melakukan pencarian pada Senin pagi.
Pada 9 Juni, sebuah kapal pukat nelayan China menabrak dan menenggelamkan kapal Filipina. Kasus ini terjadi lebih dari 300 kilometer arah barat daya dekat Reed Bank. Ini adalah wilayah di Laut Cina Selatan yang ada dalam kekuasaan Manila, tetapi juga diklaim oleh Beijing.
Nelayan Vietnam menyelamatkan 22 orang Filipina setelah tabrakan itu. Hal ini menyebabkan Presiden Rodrigo Duterte dituduh membela Beijing.
Pasalnya, Duterte dianggap meremehkan kasus ini dan menyebut peristiwa itu sebagai “kecelakaan” belaka. Ia pun menerima tawaran Beijing untuk melakukan penyelidikan bersama.
-
RAGAM14/03/2025
Film “The Brutalist” Sukses Raup 45 Juta Dolar AS di Box Office
-
JABODETABEK14/03/2025
Cepat Tanggap! Polisi Amankan Duo Jambret yang Bikin Resah Warga Bogor
-
OLAHRAGA13/03/2025
Amorim: MU Siap Buktikan Diri di Tengah Kritik Ratcliffe
-
MULTIMEDIA13/03/2025
FOTO: Hakim Tolak Keberatan Tom Lembong dalam Kasus Korupsi Importasi Gula
-
NASIONAL14/03/2025
KPK Telusuri Jejak Korupsi Bank BJB: Ridwan Kamil Bakal Diperiksa
-
NASIONAL14/03/2025
Ahok ‘Kaget’: Kejagung Punya Data Lebih Banyak Soal Korupsi Pertamina
-
EKBIS14/03/2025
Mentan Masih Temukan Kecurangan Takaran Minyakita oleh 7 Perusahaan di Surabaya
-
MULTIMEDIA14/03/2025
FOTO: Komisi I DPR Rapat dengan Panglima dan Kepala Staf Bahas RUU TNI