Berita
BI Catat Utang Luar Negeri Pemerintah Naik 3% Jadi Rp 2.804 T
AKTUALITAS.ID – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) pada akhir Mei 2020 sebesar US$ 404,7 miliar atau setara dengan atau setara dengan Rp 5.908 triliun tumbuh 4,8%. Dari laporan BI disebutkan ULN pemerintah pada akhir Mei 2020 tercatat US$ 192,1 miliar atau setara dengan Rp 2.804 triliun dan tumbuh 3,1%. Perkembangan tersebut terutama […]
AKTUALITAS.ID – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) pada akhir Mei 2020 sebesar US$ 404,7 miliar atau setara dengan atau setara dengan Rp 5.908 triliun tumbuh 4,8%. Dari laporan BI disebutkan ULN pemerintah pada akhir Mei 2020 tercatat US$ 192,1 miliar atau setara dengan Rp 2.804 triliun dan tumbuh 3,1%.
Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh arus modal masuk pada pasar surat berharga negara (SBN) seiring dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan tingginya daya tarik aset keuangan domestik, serta terjaganya kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia. Sentimen positif ini membawa pengaruh pada turunnya tingkat imbal hasil SBN sehingga biaya utang Pemerintah dapat ditekan.
Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengungkapkan pengelolaan ULN pemerintah dilakukan secara hati-hati dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang saat ini dititikberatkan pada upaya penanganan wabah COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
“Sektor prioritas tersebut mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,4% dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (16,3%), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,6%), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,6%),” kata dia dalam keterangan resmi, Jumat (17/7/2020).
Dia menambahkan untuk peningkatan ULN swasta didorong ULN perusahaan bukan lembaga keuangan. ULN swasta pada akhir Mei 2020 tumbuh sebesar 6,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,4% (yoy).
ULN perusahaan bukan lembaga keuangan meningkat sebesar 8,9% (yoy), di tengah kontraksi ULN lembaga keuangan sebesar 0,8% (yoy).
“Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,3% dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pertambangan & penggalian, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), dan sektor industri pengolahan,” jelas dia.
-
FOTO17/11/2025 08:31 WIBFOTO: Aksi Seniman Jalanan Dukung Produk UMKM Konveksi
-
NASIONAL17/11/2025 11:15 WIBWakil Ketua DPR RI: Sebut Program MBG Tak Perlu Ahli Gizi
-
OLAHRAGA17/11/2025 14:00 WIBKalahkan Jepang 0-1 Tim Sepak Bola CP Indonesia Melaju ke Semifinal
-
NASIONAL17/11/2025 07:00 WIBGuru Besar HTN: Lembaga Negara Semakin Tidak Patuh pada Putusan MK
-
EKBIS17/11/2025 09:30 WIBIHSG dan LQ45 Kompak Menguat Pagi Ini (17/11), Investor Uji Resisten 8.400
-
NASIONAL17/11/2025 10:00 WIBMKMK Pertanyakan Laporan Ijazah Palsu Arsul Sani ke Bareskrim Polri
-
JABODETABEK17/11/2025 05:30 WIBCuaca DKI Jakarta 17 November 2025: Hujan Sedang dan Petir di Beberapa Wilayah
-
EKBIS17/11/2025 10:30 WIBNilai Tukar Rupiah Awal Pekan: Dibuka Melemah 0,06% ke Rp 16.700 per Dolar AS

















