Berita
Kemenkeu: Resesi RI Diyakini Tak Sedalam Negara Lain
AKTUALITAS.ID – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan resesi ekonomi Indonesia tak akan sedalam negara-negara lain. Sejauh ini, menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu, negara yang mengalami perlambatan ekonomi terdalam adalah India. Ekonomi India pada kuartal II-2020 anjlok hingga -23,9% dan kuartal III-2020 membaik jadi -6,6%. “Proyeksi kita untuk 2020 ini kan tidak […]

AKTUALITAS.ID – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan resesi ekonomi Indonesia tak akan sedalam negara-negara lain. Sejauh ini, menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu, negara yang mengalami perlambatan ekonomi terdalam adalah India. Ekonomi India pada kuartal II-2020 anjlok hingga -23,9% dan kuartal III-2020 membaik jadi -6,6%.
“Proyeksi kita untuk 2020 ini kan tidak akan sedalam dibanding perekonomian yang lain. Kalau perekonomian yang lain itu perlambatan ekonominya bisa sangat dalam contohnya yang paling dalam itu terakhir yang kita lihat kemarin itu adalah India, hampir mencapai -24%,” ungkap Febrio dalan webinar FMB9, Selasa (6/10/2020).
Demikian pula bila dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Ekonomi Indonesia mengalami kontraksi hingga minus 5,3% pada kuartal II-2020, lalu diyakini mengalami perbaikan di kuartal III-2020 di rentang -2,9% hingga -1%.
Sedangkan negara tetangga berdasarkan paparan BKF seperti Malaysia, pada kuartal II-2020 ekonominya anjlok hingga -17,1% dan kuartal III-2020 berada di -4,5%, Filipina di kuartal II-2020 terkontraksi -16,5% dan kuartal III-2020 menjadi -6,3%.
Selanjutnya ekonomi Singapura di kuartal II-2020 anjlok di -13,2% dan kuartal III-2020 di level -6%. Demikian pula dengan Thailand, pada kuartal II-2020 kemarin jatuh sebanyak -12,2% dan di kuartal III-2020 menjadi -9,3%. Meski begitu, yang namanya resesi ekonomi tetap membawa dampak yang perlu diwaspadai.
“Biasanya setiap tahun pertumbuhan 5% menyerap 3 juta lebih tenaga kerja, nah berarti itu tidak terjadi tahun ini, itu yang membuat kehidupan masyarakat jadi susah bahkan orang miskin pun akan bertambah. Nah itulah yang ingin kita hindari supaya kita tidak terlalu dalam koreksinya tahun ini,” tambahnya.
Ia berharap program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mampu mendongkrak ekonomi RI agar di akhir tahun hasilnya bisa membaik.
“Tahun ini kita pastikan program pemulihan ekonomi nasional itu semaksimum mungkin kita push sampai realisasi akhir tahun dan kita harapkan perlambatan perekonomian kita bisa kita batasi di sekitar -1,7% sampai -0,6%,” sambungnya.
Sebab, kalau PEN gagal, maka ekonomi RI bakal makin sulit pulih di 2021.
“Dan ini harus kita lakukan, supaya basis kita untuk tumbuh di 2021 juga cukup kuat, jangan sampai terlalu jauh terkoreksinya di 2020 sehingga 2021 nya kita tidak bisa pulih lebih cepat,” imbuhnya.
-
EKBIS12/03/2025
Hadapi Krisis Pangan Global, Pemerintah Pastikan Produksi Beras Nasional Surplus
-
RAGAM12/03/2025
Raffi Ahmad Prihatin dengan Kondisi Wendy Cagur
-
NASIONAL13/03/2025
Kontroversi Amplop Cokelat di Rapat Pertamina: Anggota DPR Tegaskan Itu Hanya SPPD
-
JABODETABEK12/03/2025
Empat Anggota Polda Metro Jaya Dipecat, Kapolda Tegaskan Penegakan Disiplin
-
MULTIMEDIA12/03/2025
FOTO:Â Komisi V Setujui Anggaran Tambahan Kemendes dari Hibah Luar Negeri
-
RAGAM12/03/2025
Singapura Sambut 2,49 Juta Wisatawan Indonesia pada 2024, Terbesar di Asia Tenggara
-
OASE13/03/2025
Rahasia Asmaul Husna: Keistimewaan Nama-Nama Allah yang Membawa Berkah
-
JABODETABEK12/03/2025
Pemprov DKI Jakarta Naikkan Jumlah Penerima KJP Plus Jadi 705.000 Siswa