Berita
Mata-matai China, AS Disebut Kirim 60 Pesawat
Lembaga pemikir Beijing, Inisiatif Pelacakan Situasi Strategis Laut China Selatan (SCSPI) melaporkan bahwa Amerika Serikat telah mengirimkan 60 pesawat untuk memata-matai China pada bulan ini. Melansir South China Morning Post, laporan yang dirilis pada Senin (12/10) itu memperkirakan AS sedang mempersiapkan misi jangka panjang di Laut China Selatan. Dari 60 pesawat tempur, 41 di antaranya […]

Lembaga pemikir Beijing, Inisiatif Pelacakan Situasi Strategis Laut China Selatan (SCSPI) melaporkan bahwa Amerika Serikat telah mengirimkan 60 pesawat untuk memata-matai China pada bulan ini.
Melansir South China Morning Post, laporan yang dirilis pada Senin (12/10) itu memperkirakan AS sedang mempersiapkan misi jangka panjang di Laut China Selatan.
Dari 60 pesawat tempur, 41 di antaranya terbang di atas Laut China Selatan yang disengketakan, enam di atas Laut China Timur, dan 13 di atas Laut Kuning.
Laporan itu mengungkapkan aktivitas pengisian bahan bakar pasukan udara AS telah meningkat sejak bulan lalu. Beberapa pesawat bahan bakar udara telah berangkat dari pangkalan militer AS di wilayah Pulau Guam.
“Tidak lazim bagi AS untuk mengirimkan kapal tanker bahan bakar dari Guam [bukan dari pangkalan udara Kadena di Jepang] karena operasi semacam itu tidak ekonomis dan tidak efisien,” kata laporan itu.
“Operasi semacam itu lebih mungkin mempersiapkan pengisian bahan bakar jarak jauh di masa depan dalam kondisi ekstrem, dan karenanya perlu mendapat perhatian besar.”
“Ini menunjukkan bahwa kawasan Laut China Selatan masih menjadi fokus utama AS, tetapi yang tak kalah penting adalah aktivitas di kawasan Laut Kuning mengalami peningkatan yang nyata jika dibandingkan dengan aktivitas sporadis dua bulan lalu,” kata laporan itu.
Pesawat tempur biasanya melakukan dua jenis penerbangan pengintaian, yakni rutin dan khusus. Pengintaian rutin lebih dapat diprediksi, mengingat pola frekuensi, dan wilayahnya.
Laporan tersebut menyoroti bahaya dari kegiatan mata-mata terselubung milik AS, dengan enam pesawat memantau kegiatan militer China saat menggunakan kode pesawat sipil palsu.
Pada akhir September, pesawat Angkatan Udara AS mengubah kode identifikasi pesawatnya saat terbang di atas Laut Kuning.
Pemalsuan kode itu membuat pesawat militer AS berkamuflase menyerupai pesawat sipil Filipina, sebelum kembali ke nomor aslinya setelah menyelesaikan misi.
China telah menyesalkan langkah itu. Pada Agustus lalu China mengeluarkan pernyataan bahwa terbang dalam penyamaran membahayakan pesawat sipil.
Contohnya, pada tahun 1983, Angkatan Udara Soviet menembak jatuh sebuah jet penumpang Korean Airlines di wilayah udaranya.
Pesawat komersil itu ditembak setelah militer Soviet salah mengidentifikasi yang dikira sebagai jet mata-mata AS yang mengganggu. Kejadian itu menewaskan seluruh 269 penumpang.
-
OLAHRAGA01/07/2025 19:00 WIB
Belum Mau Pensiun, Neymar Tegaskan Masih Haus Bermain Sepak Bola
-
OLAHRAGA01/07/2025 22:00 WIB
6 Tim Melaju ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub, Raksasa Eropa Tumbang
-
RAGAM02/07/2025 02:00 WIB
Denny JA Luncurkan Genre Baru: “Lukisan Imajinasi Nusantara”
-
DUNIA01/07/2025 20:30 WIB
Lonjakan Kasus DBD di Bangladesh: Lebih dari 10.000 Terinfeksi, 42 Meninggal
-
JABODETABEK01/07/2025 19:30 WIB
Pemprov DKI Kajian Buka Taman 24 Jam, Terinspirasi Taman London
-
RAGAM01/07/2025 18:30 WIB
Gara-gara Selfie Saat Liburan, Pencurian Berlian Terungkap
-
DUNIA02/07/2025 00:01 WIB
Menlu Kuba: Netanyahu Sudah 30 Tahun Bohongi Dunia Soal Nuklir Iran
-
OLAHRAGA01/07/2025 20:00 WIB
Taufik Hidayat Minta Komunitas Nonkomersial Tak Dikenai Biaya di GBK