Berita
Koalisi Masyarakat Sipil Minta Pemblokiran Internet Lewat Proses Hukum
AKTUALITAS.ID – Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kebebasan Pers meminta pemblokiran internet yang dilakukan pemerintah tidak dilakukan sepihak, tapi lewat proses hukum. Pemblokiran internet oleh pemerintah itu sebelumnya diatur dalam Undang-undang mengenai Informasi dan Transaksi Elektroni (ITE). Hal tersebut disampaikan koalisi dalam sidang perdana gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai aturan pemblokiran internet, Senin (12/10). Direktur […]
AKTUALITAS.ID – Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kebebasan Pers meminta pemblokiran internet yang dilakukan pemerintah tidak dilakukan sepihak, tapi lewat proses hukum.
Pemblokiran internet oleh pemerintah itu sebelumnya diatur dalam Undang-undang mengenai Informasi dan Transaksi Elektroni (ITE).
Hal tersebut disampaikan koalisi dalam sidang perdana gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai aturan pemblokiran internet, Senin (12/10).
Direktur LBH Pers Ade Wahyudin, yang tergabung dalam koalisi, UU ITE telah memberikan kewenangan yang tidak tepat kepada pemerintah untuk melakukan pemblokiran internet.
Ia menyebut kewenangan itu kerap digunakan pemerintah untuk memblokir internet dengan alasan yang tidak dijelaskan secara transparan dan cenderung sewenang-wenang.
“Dengan kata lain, pemohon meminta bahwa kewenangan pemblokiran oleh pemerintah itu tetap harus melalui proses hukum, tidak hanya berdasarkan keputusan sepihak pemerintah seperti yang terjadi selama ini,” kata Ade dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (14/10/2020).
Kewenangan pemblokiran internet oleh pemerintah tertuang dalam Pasal 40 ayat 2b UU ITE yang menyatakan bahwa pemerintah berwenang melakukan pemutusan akses dan/atau memerintahkan operator untuk memutus akses informasi yang memiliki muatan melanggar hukum.
Atas aturan tersebut, koalisi meminta hakim MK untuk menyatakan Pasal 40 ayat 2b UU ITE ‘bertentangan secara bersyarat’ dan ‘tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat’.
Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Abdul Manan dalam kesempatan itu berharap bahwa uji materi ini dapat membuahkan hasil yang baik. Hal ini agar ada perbaikan kebijakan dalam pemblokiran konten dan akses internet.
“Kami menilai, kewenangan untuk menilai sebuah konten bisa dikatakan melanggar hukum yang itu menjadi dasar pemblokiran, harusnya tidak sepenuhnya berada di tangan Menkominfo. Keputusan seperti itu semestinya tetap menjadi domain peradilan,” kata Manan.
Sebelumnya, Pemimpin Redaksi Suara Papua Arnold Belau dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengingat UU ITE ke MK. Ketentuan yang digugat adalah Pasal 40 ayat 2b yang mengatur soal pemblokiran internet.
Ketua AJI, Abdul Manan, menilai pasal tersebut merupakan siasat pemerintah yang tak ubahnya seperti ‘cek kosong’ untuk memberikan kewenangan seluas-luasnya berdasarkan satu suara kepentingan saja.
- POLITIK21 jam lalu
Megawati Siap Turun Tangan Jika Hasto Ditangkap, KPK: Proses Hukum Berjalan Sesuai Aturan
- POLITIK24 jam lalu
Heddy Luqito: Selama Tahun 2024 DKPP Pecat 66 Penyelenggara
- POLITIK22 jam lalu
Mardiono: Muktamar PPP Dipercepat untuk Persiapan Pemilu 2029
- POLITIK20 jam lalu
KPU Tentukan Pilkada Ulang 27 Agustus 2025 untuk Daerah yang Dimenangkan Kolom Kosong
- Jabodetabek23 jam lalu
Cemburu Melanda, Pria di Bekasi Siram Mantan Pacar dengan Air Keras
- POLITIK23 jam lalu
PDIP Tak Mau Terburu-Buru Sikapi Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD
- EkBis21 jam lalu
OJK: Tidak Ada Lonjakan Utang Pinjol Jelang Libur Natal dan Tahun Baru
- Jabodetabek19 jam lalu
Seorang Pria Berusia 46 Tahun Tewas Tertabrak KRL di Cilebut, Bogor