Connect with us

Berita

Kelompok Etnis Bersenjata Gempur Pos Militer Myanmar

Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), kelompok etnis bersenjata yang menentang kudeta Myanmar dilaporkan kembali menyerang militer, Sabtu (22/5). Dilansir Reuters, tentara KIA menyerang sebuah pos militer di kota pertambangan giok, di Barat Laut Hkamti. Serangan itu menandai teritori wilayah baru yang saat ini sudah dikuasai KIA sejak kudeta terjadi 1 Februari lalu. Juru bicara KIA, Kolonel […]

Published

on

Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), kelompok etnis bersenjata yang menentang kudeta Myanmar dilaporkan kembali menyerang militer, Sabtu (22/5).

Dilansir Reuters, tentara KIA menyerang sebuah pos militer di kota pertambangan giok, di Barat Laut Hkamti.

Serangan itu menandai teritori wilayah baru yang saat ini sudah dikuasai KIA sejak kudeta terjadi 1 Februari lalu.

Juru bicara KIA, Kolonel Naw Bu mengaku mengetahui serangan itu tetapi tidak dapat memberikan rincian. Sampai saat ini juga belum ada keterangan resmi dari junta Myanmar atas serangan tersebut.

“Pertempuran masih berlangsung. Saya masih bisa mendengar suara tembakan,” kata Mizzima, media lokal Myanmar mengutip seorang warga di dekat lokasi.

Dijelaskan bahwa lokasi serangan berada dekat dengan usaha pertambangan yang dimiliki konglomerat militer, Myanma Economic Holdings Ltd. Meskipun belum ada yang bisa mengonfirmasi kebenaran laporan tersebut.

Sejak kudeta, konflik terbuka kembali terjadi antara tentara Myanmar dan KIA, yang telah memperjuangkan otonomi yang lebih besar bagi orang-orang Kachin. Selama hampir enam dekade, KIA telah menyuarakan dukungan untuk pengunjuk rasa anti-junta.

Mizzima mengatakan tentara Myanmar menggunakan jet dalam serangan tersebut. Bentrokan itu terjadi di kota yang kaya akan batu giok dan emas yang berada sekitar 50 km dari perbatasan dengan India.

Militer Myanmar telah melakukan banyak serangan bom ke KIA dalam beberapa pekan terakhir. Begitu juga dengan bentrok antara etnis di Timur dan Barat Myanmar yang tak terelakkan.

Menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 812 orang sejak kudeta terjadi. Namun, pihak militer Myanmar membantah angka tersebut dan mengatakan setidaknya dua lusin anggota pasukan keamanan juga tewas.

Trending