Berita
Empat Pria Diduga Pengedar Narkoba Asal China Ditembak Mati Polisi Filipina
Polisi Filipina dan tentara membunuh empat tersangka pengedar narkoba asal China dalam sebuah operasi penggerebekan kemarin. Kepala polisi mengatakan tersangka menembaki mereka selama operasi itu. Dalam penggerebekan itu polisi menyita narkoba senilai lebih dari 262 juta peso (Rp 72 miliar). Jenderal Polisi Guillermo Eleazar mengatakan tersangka yang diduga anggota sindikat perdagangan narkoba besar, menodongkan pistol […]

Polisi Filipina dan tentara membunuh empat tersangka pengedar narkoba asal China dalam sebuah operasi penggerebekan kemarin.
Kepala polisi mengatakan tersangka menembaki mereka selama operasi itu. Dalam penggerebekan itu polisi menyita narkoba senilai lebih dari 262 juta peso (Rp 72 miliar).
Jenderal Polisi Guillermo Eleazar mengatakan tersangka yang diduga anggota sindikat perdagangan narkoba besar, menodongkan pistol dan menembak ke arah polisi yang berpura-pura menjadi pembeli narkoba di sebuah perumahan di Angeles City, Provinsi Pampanga. Sejumlah aparat penegak hukum dan militer saling berbagi informasi dan memantau para tersangka selama beberapa pekan, kata dia.
“Ini adalah distributor besar. Kami sudah meringkus mereka satu per satu berkat koordinasi dan kerja sama intelijen yang lebih baik,” kata Eleazar melalui telepon, seperti dilansir laman Al Arabiya, Selasa (19/10).
Sebagian besar narkoba kini diselundupkan ke Filipipna setelah pihak berwenang membongkar laboratorium obat-obatan terlarang di seantero negeri.
Pengiriman obat-obatan terlarang itu dilakukan di lautan dan dibiarkan mengambang di atas air di provinsi-provinsi sebelah barat yang menghadap ke Laut Cina Selatan dan diambil oleh pengedar narkoba dengan kapal cepat, jelas Eleazar.
Perdagangan narkoba dan kecanduan masih menjadi masalah utama di Filipina meskipun ada tindakan keras yang diluncurkan oleh Presiden Rodrigo Duterte ketika dia menjabat pada tahun 2016.
Tindakan keras aparat telah menewaskan lebih dari 6.000 tersangka yang sebagian besar orang miskin. Operasi ini menuai kecaman dari negara Barat dan kelompok hak asasi manusia.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) sedang menyelidiki kasus pembunuhan terhadap para pengedar narkoba ini. Duterte, yang masa jabatan enam tahunnya berakhir Juni mendatang, berjanji tidak akan pernah bekerja sama dengan ICC. Tetapi pemimpin berusia 76 tahun itu mengumumkan awal bulan ini dia akan pensiun dari politik dan mempersiapkan pembelaan hukumnya di tengah penyelidikan ICC.
-
EKBIS26/04/2025 19:00 WIB
RUPS PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk 2025: Kinerja, Pembagian Dividen dan Pergantian Dewan Komisaris
-
FOTO27/04/2025 12:40 WIB
FOTO: Yogyakarta Royal Orchestra, Orkestra Kagungan Dalem Memukau Jakarta
-
NUSANTARA26/04/2025 14:30 WIB
Kemenkes: 95% Kasus Malaria di Indonesia Mengganas di Wilayah Timur
-
NUSANTARA26/04/2025 21:00 WIB
Dedi Mulyadi Klarifikasi Soal Pajak Lexus LX600: Kini Sudah Berpelat Bandung
-
OLAHRAGA26/04/2025 18:00 WIB
Alex Marquez Pecahkan Rekor di Jerez, Tembus Waktu 1 Menit 35,991 Detik!
-
NASIONAL26/04/2025 15:00 WIB
Wacana Solo Jadi Daerah Istimewa Dikhawatirkan Memicu Permohonan Serupa di Seluruh Indonesia
-
OASE27/04/2025 05:00 WIB
Misteri Usia Ibadah Haji: Jejak Nabi Adam hingga Seruan Ibrahim
-
RAGAM26/04/2025 15:30 WIB
Lemon: Makanan Super untuk Menurunkan Gula Darah atau Hanya Mitos Belaka?