Berita
Usai Bilang Sumpit Identitas Etnis China, Mahathir Disebut Rasis
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, dianggap rasis setelah melontarkan komentar yang mengidentikkan etnis China dengan sumpit. Mahathir panen kritik setelah melontarkan yang dianggap rasis dalam salah satu acara peluncuran buku pada Minggu (12/12). “Warga China makan dengan sumpit. Mereka tidak makan dengan tangan. Mereka belum mengadopsi cara makan orang Malaysia,” kata Mahathir. Mahathir kemudian […]

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, dianggap rasis setelah melontarkan komentar yang mengidentikkan etnis China dengan sumpit.
Mahathir panen kritik setelah melontarkan yang dianggap rasis dalam salah satu acara peluncuran buku pada Minggu (12/12).
“Warga China makan dengan sumpit. Mereka tidak makan dengan tangan. Mereka belum mengadopsi cara makan orang Malaysia,” kata Mahathir.
Mahathir kemudian melanjutkan, “Mereka tetap mempertahankan sumpit, yang merupakan identitas dari China, bukan Malaysia, dan banyak hal lain.”
Pernyataan itu menuai kritik dari banyak pihak, salah satunya komunitas warga China di Malaysia, Asosiasi China Malaysia (MCA). Mereka mendesak eks PM itu berpikiran terbuka.
“Berkomitmenlah untuk lebih berpikiran terbuka, progresif, dan menerima budaya orang lain sehingga kita bisa membangun Malaysia yang lebih bersatu bersama,” kata Sekretaris Jenderal MCA, Chong Sin Woon, seperti dikutip The Straits Times, Selasa (14/12).
Ia mengaku tak ingin melihat relasi multiras di Malaysia tegang karena buku baru dan pernyataan Mahathir yang dinilai menyebarkan perpecahan rasial dan ekstremisme.
Malaysia, lanjutnya, harus membahas pembangunan bangsa menggunakan perspektif yang progresif dan beragam.
Chong menyatakan, MCA sudah berusaha melestarikan keragaman budaya dan hak-hak setiap etnis. Hal itu termasuk kebebasan mempelajari bahasa ibu, sebagaimana diatur dalam konstitusi, serta prinsip-prinsip moderasi, kebebasan, dan demokrasi yang berlaku.
Tak hanya MCA, kritik juga datang dari Sekretaris Jenderal Partai Aksi Demokrat (DAP) Malaysia sekaligus eks Menteri Keuangan era Mahathir, Lim Guan Eng. Lim mengatakan, pernyataan Mahathir itu salah secara fakta.
“Ini bukan soal sederhana, tetapi juga menyinggung komunitas Tionghoa di sini. Tun (Mahathir) harus diingatkan bahwa tidak hanya China atau Taiwan, tetapi negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam juga menggunakan sumpit,” tutur Lim seperti dikutip Channel News Asia.
Lim juga mengkritisi pandangan Mahathir yang menekankan pada asimilasi, atau penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar. Ia menyarankan agar mantan pemimpin Malaysia itu seharusnya lebih fokus pada integrasi, atau pembauran dengan sekitar.
“Tun (Mahathir) salah fokus pada asimilasi daripada integrasi dan menggunakan sumpit daripada mengadopsi cara makan Malaysia dengan tangan mereka adalah salah satu alasan yang menyebabkan pemisahan di antara orang-orang,” kata Lim.
Dalam tegurannya, Lim mengatakan bahwa penggunaan sumpit tidak membuat seseorang menjadi kurang Malaysia.
Lim mengatakan bahwa faktanya, banyak orang Malaysia dan Barat non-China bangga dengan kemampuan mereka menggunakan sumpit serta garpu dan sendok tanpa kehilangan identitas nasional mereka.
“Apakah orang Melayu yang menggunakan sumpit atau garpu dan sendok makan kehilangan ke-Melayuan-nya?” katanya.
-
NUSANTARA24/04/2025 15:30 WIB
Mantan Kepala BPN Kolaka Diduga Gelapkan Dua Sertifikat Tanah Warisan Ahli Waris
-
JABODETABEK24/04/2025 21:30 WIB
Peradi Bersatu Bakal Laporkan Roy Suryo CS ke Polda Metro Jaya Soal Dugaan Ijazah Palsu Jokowi
-
EKBIS25/04/2025 09:15 WIB
Sempat Sentuh Titik Terendah, Emas Antam Kini Berjaya Lagi
-
JABODETABEK24/04/2025 17:30 WIB
Wamenkop Tegaskan Program Koperasi Merah Putih Tak Bermuatan Politik
-
NASIONAL24/04/2025 16:00 WIB
Kejagung Serahkan 10 Bundel Dokumen ke Dewan Pers
-
JABODETABEK24/04/2025 18:30 WIB
Dukcapil DKI Jakarta Raih Peringkat Pertama dalam Penilaian Kinerja
-
JABODETABEK24/04/2025 19:30 WIB
Polda Metro Jaya Klarifikasi Dugaan Penembakan di Grogol
-
EKBIS25/04/2025 09:30 WIB
Bulog Jatim Catat Rekor Penyerapan Gabah Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir