Connect with us

EKBIS

Investor Jakarta Pantau Cemas: Harga Minyak Makin Loyo Jelang Akhir Pekan

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Pagi ini, Jumat (25/4/2025), para investor di Jakarta dan seluruh dunia terus memantau pergerakan harga minyak yang menunjukkan tren penurunan mingguan. Kekhawatiran seputar perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi sentimen utama yang membebani pasar komoditas energi ini.

Kondisi yang penuh ketidakpastian ini semakin diperparah dengan dampak kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump, yang terus memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global.

Data perdagangan menunjukkan bahwa harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sedikit bergerak di bawah level US$63 per barel pada perdagangan pagi di Jakarta. Secara keseluruhan, WTI telah mengalami penurunan hampir 3% sepanjang pekan ini. Sementara itu, harga minyak Brent terpantau berada di atas level US$66 per barel.

Pernyataan Presiden AS pada Kamis (24/4/2025) waktu setempat, yang mengindikasikan adanya pembicaraan perdagangan dengan China, justru menimbulkan kebingungan di pasar. Pasalnya, Beijing sebelumnya telah membantah adanya negosiasi mengenai kesepakatan dagang. Kontradiksi ini menambah kegelisahan investor di Jakarta dan global.

Penurunan harga minyak yang signifikan sepanjang bulan ini didorong oleh kekhawatiran bahwa tarif AS dan tindakan pembalasan dari mitra dagang utama, termasuk China, akan melumpuhkan aktivitas ekonomi dan secara langsung menekan permintaan energi.

Selain sentimen perang dagang, faktor lain yang turut membebani harga minyak adalah langkah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) yang meningkatkan produksi yang menganggur. Langkah ini memicu kekhawatiran akan potensi kelebihan pasokan di pasar global.

Meskipun demikian, beberapa indikator teknikal jangka pendek menunjukkan adanya potensi kekuatan di pasar minyak. Selisih harga antara kontrak berjangka Brent dan WTI justru melebar dalam struktur backwardation yang bullish, yang mengindikasikan adanya tekanan pasokan dalam waktu dekat.

Para pelaku pasar di Jakarta dan global akan terus mencermati perkembangan retorika perdagangan antara AS dan China, serta kebijakan produksi dari OPEC+, untuk mengantisipasi arah pergerakan harga minyak selanjutnya di tengah ketidakpastian yang masih tinggi. (Mun/Yan Kusuma)

TRENDING