Berita
Tanpa Bantuan Asing, Taliban Siapkan Anggaran Baru Afghanistan
Kementerian Keuangan Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban telah menyiapkan anggaran baru nasional yang didanai tanpa bantuan asing. Ini merupakan pertama kali Afghanistan tak memasukkan bantuan asing dalam anggaran mereka dalam dua dekade terakhir. Anggaran ini dibuat kala Afghanistan dilanda krisis ekonomi dan bencana kemanusiaan yang disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai ‘tumpukan kelaparan.’ Juru bicara kementerian […]

Kementerian Keuangan Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban telah menyiapkan anggaran baru nasional yang didanai tanpa bantuan asing. Ini merupakan pertama kali Afghanistan tak memasukkan bantuan asing dalam anggaran mereka dalam dua dekade terakhir.
Anggaran ini dibuat kala Afghanistan dilanda krisis ekonomi dan bencana kemanusiaan yang disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai ‘tumpukan kelaparan.’
Juru bicara kementerian tersebut, Ahmad Wali Haqmal tidak mengungkapkan jumlah anggaran ini. Walaupun demikian, ia mengatakan pada AFP bahwa anggaran ini memerlukan izin dari kabinet sebelum dipublikasikan.
“Kami mencoba membiayainya dari pendapatan dalam negeri, dan kami percaya kami bisa,” kata Haqmal, sebagaimana dilansir AFP.
Afghanistan memang tengah mengalami krisis ekonomi tak berapa lama setelah Taliban berkuasa.
Donor keuangan dunia menghentikan bantuan finansial ke Afghanistan kala Taliban menduduki kekuasaan pada Agustus. Sementara itu, negara Barat juga membekukan akses terhadap negara itu yang bernilai miliaran dolar.
Akibat krisis ekonomi, Taliban sempat membuka lowongan kerja dengan upah gandum. Pihak Taliban menargetkan ‘pembayaran tanpa uang’ ini untuk pengangguran Afghanistan yang terancam kelaparan.
Sementara itu, beberapa tenaga kesehatan Afghanistan mengeluhkan beberapa obat-obatan yang diperlukan mulai berkurang. Mereka menyampaikan banyak perusahaan obat-obatan yang tutup dan kesulitan mengimpor bahan baku obat.
Kepala Serikat Layanan Obat-Obatan Afghanistan, Assadullah Kakar menceritakan, perusahaan obat-obatan di negara itu berhenti beroperasi karena kurangnya bahan baku untuk memproduksi obat.
“Beberapa perusahaan berhenti (beroperasi), tidak ada bahan baku, stok obat-obatan yang dibutuhkan semakin berkurang di bazar, lebih banyak perusahaan akan tutup jika situasi yang sedang berlangsung terus berlanjut,” kata Kakar, dikutip dari media lokal Afghanistan, Tolo News.
Bahkan, ada orang tua yang rela menikahkan anak-anak mereka akibat krisis ekonomi ini. Fazal, salah satu warga di Afghanistan, rela menjual dua anak perempuannya untuk dinikahi.
Dari penjualan anak itu, Fazal menerima US$3,000 atau setara Rp42 juta.
-
FOTO16/05/2025 13:16 WIB
FOTO: Asthara Skyfront City Hadirkan Kawasan Urban Terpadu Dekat Bandara Soetta
-
FOTO16/05/2025 18:21 WIB
FOTO: Respon Situasi Perekonomian Nasional, ITL Trisakti Gelar Beras Murah Untuk Warga
-
POLITIK16/05/2025 12:00 WIB
Putusan MK Final, PAN Tegaskan Masa Jabatan Ketum Urusan Internal Partai
-
NUSANTARA16/05/2025 06:30 WIB
Dua Anak Tewas Tragis Berpelukan di Semak Belukar, Polisi Tangani Kasus Pembunuhan Misterius
-
POLITIK16/05/2025 09:00 WIB
Pengamat: Pembubaran DKPP Dianggap Bisa Ancam Integritas Pemilu 2029
-
OASE16/05/2025 05:00 WIB
Rahasia Pahala Tahajud yang Tertunda: Ulama Ungkap Keutamaan Mengganti di Siang Hari
-
EKBIS16/05/2025 08:30 WIB
Jangan Buru-buru Isi! Intip Dulu Harga BBM Terbaru Pertamina Vs Swasta
-
EKBIS16/05/2025 09:15 WIB
Hijau Stabil! IHSG Masih Betah di Atas 7.000, Ada Apa?