Connect with us

DUNIA

Gaza Berdarah Lagi: Serangan Israel Tewaskan 46 Warga Sipil dalam 24 Jam

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Tank dan artileri pasukan penjajah Israel (IDF) dilaporkan menembaki ribuan warga Gaza yang sedang mengantre bantuan pangan di tengah kelaparan di Gaza, Kamis (29/2/2024). [foto: X/@QudsNen]

AKTUALITAS.ID – Gelombang kekerasan kembali menerjang Jalur Gaza, dengan serangan intensif Israel yang dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 46 warga sipil Palestina dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Serangan udara dan artileri Israel menargetkan berbagai wilayah, termasuk tenda pengungsi, rumah-rumah penduduk, dan area di sekitar fasilitas medis.

Berdasarkan laporan Al-Jazeera, pada Minggu (6/4/2025), sembilan warga Palestina tewas dan 20 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel yang menghantam sebuah tenda pengungsi di Al-Mawasi dan sebuah rumah di lingkungan Al-Amal, sebelah barat Khan Yunis, Gaza selatan. Tragisnya, enam dari korban tewas di tenda pengungsi adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

Di lingkungan Al-Amal, tiga anggota dari satu keluarga yang sama dilaporkan tewas ketika rumah mereka hancur akibat serangan udara. Sumber-sumber Palestina mengidentifikasi salah satu korban tewas di Al-Amal sebagai wartawan bernama Islam Muqdad, seperti dilansir Palestine Chronicle.

Selain serangan udara, artileri Israel juga dilaporkan menggempur Kota Abasan, sebelah timur Khan Yunis. Sementara itu, di dekat Rafah, operasi militer Israel terus berlanjut dengan pengerahan lebih banyak pasukan. Al-Aqsa TV melaporkan bahwa tank-tank Israel yang menyerbu wilayah tersebut melepaskan tembakan berat ke arah utara dan timur Rafah, menyebabkan ledakan besar dan menghancurkan bangunan-bangunan tempat tinggal.

Sebelum fajar menyingsing pada hari Ahad, pasukan Israel melancarkan operasi pengeboman baru yang menargetkan bangunan-bangunan di utara Rafah. Di Jalur Gaza tengah, dua warga Palestina lainnya tewas dalam serangan udara di dekat Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al-Balah. Kondisi ini menyebabkan banyak warga mengungsi dari daerah sekitar kamp Nuseirat akibat penembakan yang tak henti-hentinya.

Dalam beberapa hari terakhir, lingkungan Sheja’iyya dan al-Tuffah di timur Kota Gaza juga menjadi sasaran pengeboman intensif Israel, yang menurut laporan selalu merenggut nyawa anak-anak dan wanita, serta menyebabkan pengungsian massal. Dua warga Palestina lainnya tewas dan beberapa lainnya terluka ketika sebuah rumah dibom di lingkungan Zeitoun, selatan Kota Gaza. Sebelumnya, dua warga juga tewas dalam serangan udara di dekat Sekolah Ain Jalut di wilayah yang sama.

Sumber-sumber medis di Gaza mengonfirmasi kepada Al-Jazeera bahwa setidaknya 16 orang tewas dalam serangan udara Israel sejak fajar pada hari Minggu. Dengan demikian, total warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir mencapai 46 orang, termasuk 10 orang di Khan Yunis dan sisanya di Kota Gaza dan Rafah.

Pasukan Israel juga melanjutkan operasi militer mereka di pinggiran lingkungan Sheja’iyya untuk hari kedua berturut-turut, di tengah gempuran udara dan artileri terhadap para pengungsi dan tempat penampungan mereka. Banyak keluarga dilaporkan terjebak di daerah tersebut tanpa bisa keluar akibat intensitas penembakan, memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah sangat kritis.

Di wilayah utara Gaza, pasukan Israel telah melakukan operasi perataan tanah dan penghancuran rumah-rumah di Beit Lahia dan Beit Hanoun selama kurang lebih 17 hari, sambil terus menembaki warga yang berusaha mencari makanan dan air.

Militer Israel sendiri mengumumkan pada Sabtu mereka telah memulai operasi pertama di sepanjang poros Morag, yang memisahkan Khan Yunis dari Rafah, dan merilis rekaman operasi mereka di wilayah tersebut.

Eskalasi serangan ini terjadi setelah dugaan pelanggaran gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari 2025. Aksi militer terbaru ini telah menambah panjang daftar korban jiwa warga Palestina, yang sebagian besar adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

Meskipun banyak negara dan organisasi hak asasi manusia internasional telah mengutuk tindakan Israel, dukungan dari Amerika Serikat terhadap operasi militer ini terus menjadi sorotan. Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza, serta surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional untuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Sejak Oktober 2023, lebih dari 50 ribu warga Palestina di Gaza telah kehilangan nyawa akibat konflik tersebut. (Mun/Yan Kusuma)

TRENDING