EKBIS
Peningkatan Produktivitas Harus Diiringi Perbaikan Ekosistem
AKTUALITAS.ID – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengatakan, usaha untuk produktif dan mandiri dapat mengambil contoh dari Presiden RI Prabowo Subianto ketika masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) periode 2020-2024. Peningkatan produktivitas juga harus diiringi dengan perbaikan ekosistem.
“Produktivitas bukan hanya pengetahuan, ini adalah mindset. Ini bukan hanya mindset, ini adalah budaya. Ini bukan hanya budaya, ini adalah kebiasaan. Ini bukan hanya kebiasaan, ini (harus dipraktikkan).Tidak hanya praktik saja, tapi ekosistem, struktur kita,” ucapnya dalam agenda Peluncuran Dokumen Master Plan Produktivitas Nasional di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Dalam kesempatan tersebut, dia mempertanyakan mengapa orang Indonesia lebih produktif, rajin, dan tertib, jika hidup di negara lain. Jika mereka biasa membuang sampah sembarangan di Indonesia, misalnya, tetapi bisa menjadi lebih bersih apabila hidup di negara tertentu.
Menurut Rachmat Pambudy, salah satu faktor utama yang menyebabkan perubahan perilaku tersebut adalah adanya kekuatan ekosistem atau struktur, sehingga mereka menjadi lebih patuh.
Kepala Bappenas juga heran tentang kebutuhan belanja komputer hingga mencapai jutaan di Indonesia, tetapi belum ada pabrik khusus yang merakit barang tersebut di dalam negeri.
“Jadi bukan kita tidak produktif, kita belum ada keberpihakan untuk produktif. Belum ada willingness (kesediaan) untuk produktif,” kata dia.
Walaupun belum cukup ekosistem untuk menghasilkan mobil, lanjut dia, tetapi Presiden membuktikan bahwa Indonesia mampu memproduksi kendaraan roda empat bernama Maung yang dibuat oleh PT Pindad.
Karena itu, dirinya mengharapkan Master Plan Produktivitas Nasional dapat menjadi panduan bagi para pemangku kepentingan untuk memperbaiki ekosistem agar mampu terbentuk secara utuh.
“Kunci daripada pertumbuhan ekonomi adalah produktivitas,” ujarnya.
Mengacu periode 1980-1990an, ketika Indonesia disebut sangat produktif, hal itu disebabkan ekosistem mendorong untuk berbuat produktif, tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta inflasi rendah dan terjaga.
Tercatat, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8,1 persen selama periode 1968-1979. Memasuki dekade 1980-1990an, pertumbuhan ekonomi Tanah Air bahkan sempat menyentuh angka 9,88 persen, yang dipengaruhi kebijakan diversifikasi ekspor, swasembada pangan, dan deregulasi perbankan, keuangan, serta perdagangan, sehingga memberikan kemudahan investasi.
Untuk Total Factor Productivity (TFP) pada tahun 1993, Indonesia sempat mencapai angka 1,4, di atas China yang hanya 1,39, Malaysia 1,24, India 0,94, dan Vietnam 1,19. Adapun per tahun 2022, TFP Indonesia turun menjadi 1,05, dikalahkan Vietnam 1,17, Malaysia 1,69, Korea Selatan 2,09, India 2,18, dan China 2,52.
(Yan Kusuma/goeh)
-
FOTO07/12/2025 10:22 WIBFOTO: Indofood UI Ultra 2025 Ajak Pelari Peduli Daur Ulang Sampah
-
NASIONAL07/12/2025 23:00 WIBPresiden Prabowo Pimpin Rapat Darurat di Aceh
-
EKBIS07/12/2025 12:30 WIBPLN Tetapkan Tarif Listrik Tidak Berubah hingga 7 Desember 2025, Berikut Rinciannya
-
OLAHRAGA07/12/2025 20:02 WIBTim Bulu Tangkis Putri Indonesia Melaju ke Semifinal SEA Games 2025, Tantang Malaysia
-
EKBIS07/12/2025 10:30 WIBUpdate Harga Emas Pegadaian: UBS dan Galeri24 Kompak Turun pada Minggu Ini
-
DUNIA07/12/2025 22:00 WIB23 Tewas dalam Kebakaran Kelab Malam di Goa India
-
POLITIK07/12/2025 11:00 WIBGolkar Desak Koalisi Permanen untuk Mendukung Pemerintahan Prabowo
-
JABODETABEK07/12/2025 18:00 WIBSeluruh Genangan di Jakarta Surut, BPBD: Tetap Waspada!

















