Connect with us

NASIONAL

Wakil Ketua DPR RI: Sebut Program MBG Tak Perlu Ahli Gizi

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Dok:aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Wakil Ketua DPR RI, Cucun Syamsurijal, menjadi sorotan publik setelah pernyataannya mengenai program Makan Bergizi Gratis (MBG) viral di media sosial. Dalam sebuah video konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG se-Kabupaten Bandung, Cucun menyebut bahwa program MBG tidak membutuhkan ahli gizi.

Video tersebut memperlihatkan seorang perempuan yang merupakan ahli gizi tengah menyampaikan sejumlah persoalan dan solusi terkait pelaksanaan MBG. Ia menyoroti maraknya penempatan tenaga non-ahli gizi pada posisi ahli gizi di SPPG MBG. Ia pun mengusulkan agar Badan Gizi Nasional (BGN) bekerja sama dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli sesuai standar profesional.

Selain kebutuhan ahli gizi, ia juga menekankan pentingnya menempatkan ahli sanitasi di setiap SPPG MBG untuk memastikan kebersihan makanan dan keamanan konsumsi bagi para penerima manfaat program.

Namun, penyampaian itu belum selesai ketika Cucun langsung memotong pembicaraan tersebut. Dalam video, Cucun menegur dengan nada tinggi dan menyebut sang ahli gizi arogan.

“Saya nggak suka anak muda arogan kayak gini. Mentang-mentang kalian dibutuhkan negara, kalian bicara Undang-undang. Pembuat kebijakan itu saya,” ujar Cucun dalam video yang kini viral.

Tak berhenti di situ, Cucun mengatakan bahwa dirinya akan menggelar rapat dengan BGN untuk mengubah diksi “Ahli Gizi” di struktur SPPG MBG menjadi “Pengawas Gizi”, sehingga tidak lagi mewajibkan tenaga ahli.

Ia bahkan menegaskan bahwa program MBG tidak membutuhkan Persagi maupun ahli gizi profesional.

“Nanti Bapak-Ibu sekalian diboikot mereka dengan kesombongan seperti ini. Republik ini bukan milik ahli gizi,” ujarnya.

Cucun menambahkan siapa pun bisa menjadi pengawas gizi melalui pelatihan singkat.

“Bila perlu, kabupaten punya anak-anak fresh graduate, anak SMA cerdas-cerdas, dilatih tiga bulan, kasih sertifikasi dari BNSP. Tidak perlu seperti kalian,” tegasnya.

Pernyataan tersebut menuai kritik luas di media sosial, terutama dari kalangan tenaga kesehatan dan masyarakat yang menilai bahwa profesi ahli gizi tidak dapat digantikan dengan pelatihan singkat. Perdebatan publik pun terus berkembang seiring viralnya video tersebut. (Mun)

TRENDING