Connect with us

NUSANTARA

Jumlah Siswa Diduga Keracunan Makanan Bergizi Gratis di Batang Meroket Jadi 60 Orang

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Kasus dugaan keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menunjukkan perkembangan yang mengkhawatirkan. Jika sebelumnya dilaporkan hanya belasan siswa yang mengalami gejala, kini Dinas Kesehatan (Dinkes) Batang mengonfirmasi jumlah siswa yang diduga keracunan telah melonjak menjadi 60 orang. Para siswa yang terdampak berasal dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Epidemiolog Dinkes Batang, Khairunnisa, menyampaikan data terbaru menunjukkan adanya peningkatan signifikan jumlah siswa yang mengalami gejala setelah mengonsumsi menu MBG pada Senin (14/4/2025). “Untuk perkembangan yang bergejala setelah mengonsumsi makanan dari MBG pada tanggal 14 itu sampai sekarang update-nya ada 60 orang,” ujarnya.

Sebaran 60 siswa yang diduga keracunan ini meliputi beberapa sekolah, antara lain TK Salimah, SDN Proyonanggan 5, TK Al Karomah, TK Aisyiah, SMPN 1 Batang, SDN Kauman 1, SDN Kauman 6, dan SDN Kauman 3. Gejala yang dialami para siswa pun beragam, mulai dari mual, pusing, muntah, hingga diare, dengan keluhan mual menjadi yang paling dominan.

Meskipun demikian, Khairunnisa memastikan tidak ada siswa yang sampai harus dirawat di rumah sakit. Pihaknya mengklaim kondisi para siswa kini telah membaik dan sudah kembali bersekolah. Dugaan sementara penyebab keracunan adalah mi yang menjadi menu karbohidrat pada hari Senin. Namun, Dinkes Batang telah mengirimkan sampel makanan berupa mi, sayur sawi, dan telur dadar ke Balai Kesehatan PAK Semarang untuk dilakukan uji laboratorium. Hasil uji lab diperkirakan akan keluar dalam dua pekan.

Menyikapi kejadian ini, Dinkes Batang telah melakukan sosialisasi lanjutan kepada sekolah-sekolah terkait pelaksanaan program MBG. Mereka mengimbau agar guru mencicipi dan memeriksa makanan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada siswa, terutama dari segi bau dan tampilan. Khairunnisa juga mengungkapkan bahwa Dinkes Batang rutin melakukan pengecekan berkala ke fasilitas pelaksanaan MBG dan berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Batang, Bambang Suryantoro S, menyebutkan hanya 13 siswa dari dua SD yang mengalami gejala. Namun, fakta di lapangan menunjukkan jumlah korban lebih banyak, termasuk siswa dari TK Islam Al Karomah. Seorang wali murid TK Al Karomah, Adi Pras, menduga putrinya mengalami keracunan akibat bau menyengat dari mi yang dikemas beberapa jam sebelum dikonsumsi. Ia menyayangkan kurangnya komunikasi dari pihak sekolah terkait kejadian ini.

Bupati Batang, M Faiz Kurniawan, dikabarkan telah merespons kasus ini dan akan mengevaluasi vendor program MBG. Bahkan, ia mengancam akan mencabut izin vendor jika terbukti tidak menjaga kualitas makanan. Sementara itu, Dinkes Batang telah menindaklanjuti laporan keracunan dengan mengambil sampel makanan dan melakukan pengecekan. Pelaksanaan program MBG di Batang dilaporkan membaik setelah kejadian ini, menunjukkan adanya respons cepat dari pihak terkait untuk mencegah terulangnya insiden serupa. (Mun/Ari Wibowo)

TRENDING