Connect with us

OASE

Khalifah Abu Bakar: Potong Gaji Sendiri, Kembalikan Seluruh yang Diterima ke Kas Negara

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Figur Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, yang oleh sebagian ulama disebut sebagai manusia paling utama setelah Nabi Muhammad SAW, kembali menjadi sorotan atas keteladanannya yang luar biasa, khususnya dalam hal integritas dan kehati-hatian menggunakan harta negara (Baitul Mal). Sebuah kisah yang diriwayatkan Ibnu Sirrin Rah.a menggambarkan bagaimana Sang Khalifah pertama tidak hanya memotong gajinya sendiri, tetapi juga mengganti seluruh yang pernah diterimanya.

Dikisahkan, menjelang wafatnya, Abu Bakar RA berpesan kepada putrinya, Aisyah R.h.a, “Aku tidak suka menerima apapun dari Baitul Mal, tetapi Umar bin Khattab RA telah mendesakku untuk menerima gaji agar aku tidak diganggu oleh perdaganganku dalam mengurus kaum Muslimin. Maka aku terpaksa menerimanya. Oleh sebab itu, berikanlah kebunku itu sebagai ganti gajiku selama ini.”

Amanah tersebut langsung dilaksanakan Aisyah R.h.a setelah ayahnya wafat. Ia segera mengutus seseorang kepada Umar bin Khattab RA, yang telah menggantikan Abu Bakar sebagai Khalifah, untuk menyerahkan kebun tersebut ke Baitul Mal sesuai wasiat.

Mendengar dan menyaksikan hal ini, Umar bin Khattab RA tak kuasa menahan haru dan kekagumannya. Ia berkata, “Semoga Allah merahmati Ayahmu. Ia tidak memberi peluang kepada siapapun untuk mengikutinya (dalam hal keutamaan ini).”

Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandahlawi, dalam mengomentari kisah ini, mengajak umat untuk merenungi dalamnya keteladanan Abu Bakar. Besaran gaji yang diterima Abu Bakar sejatinya tidaklah besar, dan itupun diambil atas desakan para sahabat agar ia bisa sepenuhnya fokus mengurus umat.

Lebih lanjut, Maulana Zakariyya menyoroti sikap kehati-hatian Abu Bakar yang luar biasa. Pernah suatu ketika istrinya berhasil menabung sebagian dari gaji Abu Bakar, namun sang Khalifah justru memerintahkan agar uang tersebut dikembalikan ke kas negara. Tidak hanya itu, Abu Bakar juga secara proaktif mengurangi besaran gajinya sendiri, memastikan ia hanya menerima apa yang benar-benar diperlukan. Puncaknya, sebagai wujud tanggung jawab tertinggi, ia mengganti seluruh apa yang telah ia terima dari Baitul Mal dengan harta pribadinya.

Kisah ini menjadi cermin abadi bagi para pemimpin dan siapa pun yang diamanahi tanggung jawab atas harta publik, menunjukkan standar integritas yang begitu tinggi yang telah dicontohkan oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. (Mun)

TRENDING