Jangan Klik Sembarangan! Penipu Kartu Kredit Pakai AI dan Chat Canggih

AKTUALITAS.ID – Kejahatan siber terus berevolusi, dan kini para penipu kartu kredit dilaporkan menggunakan senjata baru yang sangat berbahaya. Sebuah tool canggih bernama “Dracula” tengah menjadi momok bagi para pemilik kartu kredit di seluruh dunia. Tool penipuan (Phishing-as-a-Service/PhaaS) ini dengan mudah diakses di internet dan telah membantu ratusan penjahat online mencuri hampir satu juta data kartu kredit hanya dalam waktu enam bulan.

Investigasi mendalam yang dilakukan oleh analis dari NRK, Bayerischer Rundfunk, Le Monde, dan Mnemonic berhasil mengungkap sepak terjang “Dracula”. Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tujuh bulan, dari tahun 2023 hingga 2024, tool ini telah melayani lebih dari 600 operator penipu.

Para penjahat siber ini berhasil mengumpulkan tak kurang dari 13 juta klik ke tautan berbahaya yang disebar melalui pesan singkat, menargetkan korban di berbagai belahan dunia. Akibatnya, sebanyak 884.000 akses kartu kredit berhasil dicuri, sebagaimana dilaporkan oleh TechRadar pada Selasa (13/5/2025).

“Dracula” secara spesifik menyasar pengguna perangkat HP Android dan iOS. Tool ini memanfaatkan lebih dari 20.000 domain palsu yang dirancang menyerupai merek-merek terkenal yang resmi untuk mengelabui korban agar terpancing mengklik tautan berbahaya.

Metode penyebarannya pun semakin canggih, tidak lagi hanya mengandalkan SMS, melainkan juga melalui platform chat RCS dan iMessage yang dinilai lebih efektif dalam menjangkau target.

Yang lebih mengkhawatirkan, “Dracula” memungkinkan penggunanya untuk secara otomatis membuat kit phishing dengan kedok berbagai merek terkenal. Hampir semua merek populer dapat dipalsukan dengan mudah.

Tool ini juga memiliki kemampuan untuk mengubah informasi kartu kredit curian menjadi kartu virtual. Tak hanya itu, dengan bantuan Kecerdasan Buatan Generatif (GenAI), para penipu dapat membuat pesan phishing yang sangat meyakinkan dalam hampir semua bahasa dan dengan berbagai macam topik.

Berdasarkan dugaan para peneliti, operator “Dracula” kemungkinan besar berasal dari China, mengingat sebagian besar komunikasi dalam grup Telegram tertutup mereka menggunakan bahasa Mandarin. Peneliti juga menemukan adanya jaringan SIM dan pengaturan perangkat keras yang memungkinkan operator menawarkan pengiriman pesan teks massal dan pemrosesan kartu kredit melalui terminal.

Laporan dari peneliti keamanan Zimperium pada September 2024 sebelumnya juga telah mengindikasikan mayoritas (82%) situs phishing saat ini menargetkan perangkat seluler. Hal ini disebabkan karena perangkat seluler seringkali memiliki tingkat keamanan yang lebih lemah dan kurang terkelola dibandingkan komputer desktop dan laptop.

Mengingat ancaman yang semakin nyata ini, cara paling efektif untuk melindungi diri dari jeratan penipu adalah dengan selalu bersikap skeptis terhadap setiap pesan yang masuk ke ponsel Anda, terutama jika pesan tersebut bersifat mengancam, membuat panik, atau menyertakan tautan atau dokumen yang tidak dikenal. Mengklik tautan sembarangan pada email atau pesan singkat sangat berisiko tinggi dan dapat berujung pada pencurian data pribadi dan kerugian finansial. Ingatlah untuk selalu curiga dan tingkatkan kewaspadaan Anda dalam beraktivitas di dunia maya! (Mun)