Connect with us

RAGAM

Kapitayan: Agama Kuno Jawa yang Mengenal Konsep Monoteisme Sebelum Hindu dan Buddha

Aktualitas.id -

AKTUALITAS.ID – Di tengah keindahan alam Jawa yang memukau, terdapat sebuah agama kuno yang telah lama mengakar dalam budaya dan spiritualitas masyarakatnya: Kapitayan.

Meskipun sering terlupakan dalam sejarah, Kapitayan menyimpan nilai-nilai luhur, salah satunya adalah konsep monoteisme, jauh sebelum pengaruh agama Hindu dan Buddha datang ke tanah Jawa.

Kapitayan mengajarkan bahwa Tuhan Yang Maha Esa, yang dikenal sebagai Sang Hyang Tunggal, adalah sumber dari segala ciptaan.

Dalam agama ini, Tuhan tidak hanya dipandang sebagai penguasa semesta, tetapi juga sebagai sosok yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Konsep monoteisme dalam Kapitayan mengajarkan hubungan yang mendalam antara manusia dengan Sang Pencipta, di mana manusia diberi potensi untuk mencapai kesempurnaan spiritual melalui pengabdian dan penyerahan diri kepada Tuhan.

Selain konsep ketuhanan, Kapitayan juga menekankan nilai-nilai luhur yang menjadi landasan hidup masyarakat Jawa, seperti penghormatan terhadap leluhur, keseimbangan alam, dan keharmonisan dengan lingkungan.

Leluhur dianggap sebagai penghubung antara dunia manusia dan dunia spiritual, yang pantas dihormati melalui upacara adat yang mengikat masa lalu, kini, dan masa depan.

Alam pun dianggap sebagai ciptaan Tuhan yang perlu dilestarikan dan dijaga. Masyarakat Kapitayan memiliki tanggung jawab untuk hidup selaras dengan alam dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Ritual-ritual adat, seperti persembahan dan doa, serta simbol-simbol seperti Gunung Semeru sebagai tempat bersemayamnya para dewa, menjadi bagian tak terpisahkan dari ajaran Kapitayan.

Meskipun agama ini pernah mengalami masa-masa surut, kearifan Kapitayan tetap relevan di tengah modernisasi dan globalisasi.

Sebagai alternatif spiritual, Kapitayan mengajak masyarakat Jawa untuk kembali ke akar budaya mereka, menghargai keberagaman, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Kapitayan merupakan warisan spiritual yang tak ternilai harganya, yang patut dilestarikan dan dijaga sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia. (Ari Wibowo)

TRENDING