Connect with us

RAGAM

Dokter Ungkap Paparan Radiasi Berlebih Bisa Picu Kanker Darah pada Anak

Aktualitas.id -

Ilustrasi - Kanker Darah pada anak . (ist)

AKTUALITAS.ID – Dokter spesialis anak dari Universitas Diponegoro (UNDIP), dr. Jovita Olivia, Sp.A, mengungkapkan bahwa paparan radiasi dan zat kimia berlebihan dapat menjadi salah satu pemicu leukemia atau kanker darah pada anak.Obesitas pada Anak Bisa Picu Kanker, Pakar: Waspadai Peradangan Kronis

“Leukemia sebenarnya hampir seluruhnya merupakan penyakit genetik, tetapi juga bisa dipicu oleh faktor lingkungan,” kata dr. Jovita, bau baru ini.

Menurut dr. Jovita, paparan radiasi dan zat kimia berlebih dapat berasal dari lingkungan tempat tinggal, terutama di sekitar pabrik atau dekat dengan pemancar listrik bertegangan tinggi.

Kenali Gejala Leukemia pada Anak

Gejala leukemia pada anak mirip dengan yang dialami orang dewasa. Salah satu tanda utamanya adalah anemia, yang bisa diketahui melalui pemeriksaan darah. “Biasanya hemoglobin (HB) berkurang, leukosit dan trombosit bisa naik atau turun secara tidak normal,” jelasnya.

Selain itu, tanda-tanda lain yang perlu diwaspadai antara lain:

✅ Demam berkepanjangan lebih dari dua minggu tanpa penyebab yang jelas.
✅ Nafsu makan tetap tinggi, tetapi berat badan tidak naik.
✅ Mimisan dan gusi berdarah tanpa alasan yang jelas.
✅ Muncul lebam atau hematoma tanpa ada benturan.
✅ Adanya benjolan di leher, lengan, atau kaki.

“Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisinya,” ujar dr. Jovita.

Leukemia, Jenis Kanker Paling Banyak Diderita Anak Indonesia

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, leukemia menjadi jenis kanker yang paling banyak diderita anak-anak di Indonesia. Berdasarkan data Globocan 2020, dari 11.156 kasus kanker pada anak (usia 0-19 tahun), sebanyak 3.880 kasus (34,8 persen) adalah leukemia.

Sebagai langkah pencegahan, dr. Jovita menyarankan orang tua untuk lebih memperhatikan lingkungan tempat tinggal dan mengurangi paparan zat berbahaya. “Deteksi dini sangat penting agar pengobatan bisa dilakukan lebih cepat dan memberikan hasil yang lebih baik,” tutupnya.  (KAISAR/RIHADIN)

Continue Reading

TRENDING