Connect with us

Berita

Sindir Amien Rais, PPP: Tidak Boleh Dendam Politik Berkepanjangan

AKTUALITAS.ID – Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi menantang politikus senior Amien Rais buktikan politik era Presiden Joko Widodo memecah persatuan. Politikus yang akrab disapa Awiek ini bilang, seharusnya Amien menjelaskan mana yang disebut sebagai politik belah bambu. Jika tidak, Amien dinilai hanya menebar fitnah. “Pak Amien sebaiknya tunjukkan saja mana-mana yang disebut politik belah […]

Published

on

AKTUALITAS.ID – Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi menantang politikus senior Amien Rais buktikan politik era Presiden Joko Widodo memecah persatuan.

Politikus yang akrab disapa Awiek ini bilang, seharusnya Amien menjelaskan mana yang disebut sebagai politik belah bambu. Jika tidak, Amien dinilai hanya menebar fitnah.

“Pak Amien sebaiknya tunjukkan saja mana-mana yang disebut politik belah bambu? Kalau tidak bisa ditunjukkan sama halnya dengan menebar fitnah politik,” kata Awiek kepada wartawan, Kamis (13/8).

Menurutnya, politikus sekaliber Amien Rais sebaiknya tidak main tuding.

Awiek menuturkan, jika Amien menganggap demokrasi memburuk, perlu dijelaskan apa indikatornya.

“Apakah di era Jokowi semua parpol harus masuk satu barisan? Tidak juga. Demo-demo juga biasa bahkan di depan istana demo pun tidak dilarang asalkan sesuai ketentuan dan koridor hukum,” kata Wakil Ketua Baleg itu.

Dia bilang, menjalankan pemerintahan bersama koalisi itu sah dan konstitusional. Awiek juga mengatakan, hanya di era Jokowi, lawan politik diajak bergabung.

“Hanya di era Jokowi, lawan politik diajak gabung di kabinet dan menjadi menteri yakni Pak Prabowo,” kata dia.

Hal ini menunjukan kedewasaan berpolitik usai kontestasi ingin membangun bersama. Kata Awiek, bukan terus menebar kebencian dan nyinyir.

“Kalah menang dalam politik itu biasa. Yang tidak biasa dan tidak boleh itu adalah menjadikan kekalahan sebagai dendam politik berkepanjangan,” kata Awiek.

Diberitakan, Politikus senior Amien Rais menilai Indonesia semakin tidak bersinar bahkan cenderung meredup. Amien melihat ada kekuatan-kekuatan anti ketuhanan nampak semakin beringas dan berani muncul.

“Sodara-sodaraku saya lihat dan cermati bahwa dalam pergaulan antar bangsa dewasa ini Indonesia yang kita cintai bersama semakin tidak bersinar malahan semakin meredup. Kekuatan-kekuatan anti ketuhanan nampak semakin beringas dan berani. Kemanusian kita bisa dikatakan cenderung menjadi kemanusian agak zalim dan tidak lagi berdadab,” kata Amien seperti disiarkan dalam kanal Youtube Amien Rais Offisial, dikutip merdeka.com, Kamis (13/8).

Video itu diberi judul: Pilihan Jokowi: Mundur atau Terus. Episode 1. Bangsa Indonesia Dibelah. video yang diunggah 10 jam lalu telah ditonton 627 orang.

Amien mengatakan, persatuan Indonesia semakin goyah. Politik adu domba semakin terlihat.

“Kerakyatan kita cenderung membuang hikmah serta keunggulan prinsip permufakatan, permusrawarakatan dan perwakilan. Mayoritas rakyat kecil kita belum merasakan keadilan sosial bagi seluruh bangsa, tetapi lebih sering menderita, kezaliman sosial dari mereka yang berkuasa dan berharta,” ujar pendiri PAN tersebut.

Amien menilai kehidupan politik, sosial ekonomi, penegakan hukum serta kehidupan moral bangsa terus mengalami kemerosotan. Dia khawatir kemerosotan di pelabagai bidang kehidupan itu membuat Indonesia semakin jatuh.

“Tidak mustahil pula proses kemerosotan multi-dimensional itu mmbuat semakin redup kehidupan bangsa kita, menjadikan seolah bangsa Indonesia tanpa masa depan,” kata dia.

Amien pun menyinggung demokrasi di era kepemimpinan Presiden Jokowi. Menuruta dia, sejak menjadi prediden pada 2014-2019 hingga saat ini, perkembangan politik nasional semakin jauh dari spirit demokrasi.

“Tidak berlebihan bila dikatakan hasil pembangunan politik dimasa Jokowi telah memecah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” kata Amien.

Amien menilai kehidupan demokrasi yang kian jauh itu dikarenakan kecurgiaan dan ketakutan rezim Jokowi terhadap umat Islam yang berisikap kritis dan korektif. Dia menuding kriminalisasi dan demonisasi serta persekusi terhadap para ulama sangat terlihat jelas.

Dia pun menyinggung gaya politik Jokowi yang disebutnya sebagai partisan. Yang mana menurut Amien, cenderung memihak kelompok kalangan tertentu.

“Sampai sekarang penyakit politik bernama partisanship itu tetap menjadi pegangan rezim Jokowi dalam menghadapi umat islam yang kritis terhadap kekuasaannya. Para buuzzer bayaran dan juga para jubir Istana diberbagai diskusi atau acara dibanyak stasiun televisi seminar menambah kecurigaan banyak kalangan terhadap politi Jokowi yang beresensi politik belah bambu. Menginjak sebagian dan mengangkat sebagain yang lain,” kata Amien.

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending