Berita
Abu Jahal Mencari Ahli Bahasa untuk Tolak Kebenaran Alquran
Di masa Nabi Muhammad SAW, tak sedikit tokoh-tokoh masyarakat jahiliyah Makkah yang bingung harus bagaimana menghadapi dan menilai Alquran guna menampik pesonanya. Maka, Abu Jahal akhirnya mencari seorang ahli bahasa untuk menolak kebenaran Alquran. Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, salah seorang yang memahami seluk beluk bahasa […]
Di masa Nabi Muhammad SAW, tak sedikit tokoh-tokoh masyarakat jahiliyah Makkah yang bingung harus bagaimana menghadapi dan menilai Alquran guna menampik pesonanya. Maka, Abu Jahal akhirnya mencari seorang ahli bahasa untuk menolak kebenaran Alquran.
Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, salah seorang yang memahami seluk beluk bahasa dan sastra Arab, yakni Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumi, pernah diminta Abu Jahal untuk menemukan kata yang paling sesuai untuk menyifati Alquran sehingga masyarakat menjauh dari Alquran.
Namun demikian, Al-Walid justru bingung. Kebingungannya bahkan diabadikan dalam Alquran Surah Al-Muddatsir ayat 18-25: “Innahu faqqara waqadara. Faqutila kaifa qadara. Tsumma qutila kaifa qadara. Tsumma nazhara. Tsumma abasa wa basara. Tsumma adbara wastakbara. Faqaala in hadza illa sihrun yu-tsara. In hadza illa qaulul-basyara,”.
Yang artinya: “Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan, maka terktuklah dia. Bagaimana dia menetapkan? Kemudian celakalah dia. Bagaimana dia menetapkan? Kemudian dia memikirkan, sesudah itu dia bermasam muka dan merengut, kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu di berkata: (Alquran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain hanyalah perkataan manusia,”.
Sebagaimana diketahui, dijelaskan oleh Prof Quraish, Al-Walid adalah salah satu orang yang paling mengetahui bahwa Alquran tidak mungkin hasil karya makhluk. Namun, atas dorongan dan pesanan Abu Jahal, ia menetapkan sesuatu yang bertentangan dengan suara hati nuraninya. Sehingga timbullah gejolak di dalam jiwanya yang memaksanya melakukan nadzar, yakni mengulang-ulang menyangkut apa yang telah ditetapkannya itu.
-
NASIONAL29/12/2025 23:00 WIBProyeksi Produksi Tahun Depan Meningkat, Pemerintah Optimalkan Serapan Beras Awal Tahun 2026
-
EKBIS29/12/2025 21:30 WIBMentan: Stok Beras 3,39 Juta Ton, Bidik Swasembada Gula 2026
-
NASIONAL29/12/2025 21:00 WIB436 SPPG Lakukan “Groundbreaking” Secara Serentak
-
OASE30/12/2025 05:00 WIBPahami Isi Kandungan Surat Al Kafirun dan Asbabun Nuzulnya
-
POLITIK29/12/2025 20:30 WIBKetum PPP: Kader PPP Harus Dukung Program Prabowo
-
NUSANTARA29/12/2025 22:30 WIBPilkades Elektronik Karawang Pangkas Biaya TPS
-
OLAHRAGA29/12/2025 23:30 WIBTimnas Futsal U-16 Indonesia Juara Futsal ASEAN U-16 2025
-
POLITIK30/12/2025 06:00 WIBDemokrat Minta Aspirasi Masyarakat Ditampung soal Usulan Pilkada Lewat DPRD

















