Berita
China Marah, Taiwan Dipuji Bantu Negara Asing Atasi Corona
Taiwan terus meningkatkan donasi untuk membantu sejumlah negara lain mengatasi wabah virus corona (Covid-19) setelah dianggap berhasil mengendalikan penyebaran pandemi tersebut di dalam negeri. Namun China merespons hal itu dengan kemarahan. Meski letak geografis berdekatan dengan China, sumber penyebaran Covid-19 pertama kali, Taiwan hingga Senin (6/4/2020) tercatat memiliki 363 kasus positif corona dengan 5 kematian. […]
Taiwan terus meningkatkan donasi untuk membantu sejumlah negara lain mengatasi wabah virus corona (Covid-19) setelah dianggap berhasil mengendalikan penyebaran pandemi tersebut di dalam negeri. Namun China merespons hal itu dengan kemarahan.
Meski letak geografis berdekatan dengan China, sumber penyebaran Covid-19 pertama kali, Taiwan hingga Senin (6/4/2020) tercatat memiliki 363 kasus positif corona dengan 5 kematian.
Selain itu, Taiwan juga dinilai berhasil mengendalikan pasokan alat kesehatan seperti masker dan hand sanitizer sehingga tidak menjadi langka dan mahal.
Belajar dari pengalaman menanggulangi SARS pada 2003 lalu, Taiwan segera mengambil alih semua pasokan masker di negara itu ketika wabah corona mulai menyebar di China.
Sejumlah pengamat menuturkan prestasi Taiwan ini benar-benar meningkatkan citra dan kapabilitas wilayah tersebut, terutama terkait sistem kesehatannya di panggung dunia.
Belakangan Taiwan berencana mengirim 10 juta masker ke negara Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Sejumlah pemimpin negara seperti Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menuturkan bloknya sangat berterima kasih terhadap bantuan dan solidaritas Taiwan. Serupa dengan Uni Eropa, Kementerian Luar Negeri AS juga menganggap Taiwan adalah teman sejati.
Tanggapan berbeda muncul dari China. Beijing menganggap itu hanya “trik politik” Taiwan untuk mendapat pengakuan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan dunia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, menganggap Taiwan justru melarang ekspor masker ketika wabah corona sedang memuncak di Negeri Tirai Bambu.
Hua menekankan banyak perusahaan dan individu China yang juga turut menyalurkan sejumlah donasi berupa bantuan medis ke AS.
Namun, Hua mempertanyakan mengapa tidak ada pengakuan resmi dari dunia terkait bantuan China tersebut.
“Sangat tepat untuk saling memberikan dukungan dan bantuan selama pandemi ini. Tetapi AS dan Taiwan harus diingatkan bahwa jika ada orang yang mencoba menggunakan pandemi ini untuk bermain politik dan melukai kepentingan utama China, mereka harus berhati-hati,” kata Hua dalam jumpa pers di Beijing seperti dikutip dari The South China Morning Post pada Senin (6/4).
China selama ini menganggap Taiwan sebagai wilayah pembangkang lantaran berupaya memerdekakan diri dari Negeri Tirai Bambu.
China bahkan sempat memprotes WHO lantaran memasukkan Taiwan sebagai negara sendiri dalam laporan penanganan corona. Akhirnya, WHO merevisi laporan tersebut dengan menganggap Taiwan bagian dari China.
- Multimedia7 jam lalu
FOTO: Banjir Rob Muara Angke
- POLITIK23 jam lalu
Dipecat PDIP, Gibran Fokus Bantu Presiden Prabowo
- EkBis22 jam lalu
Sambut Nataru, 396 Mal Gelar Diskon Belanja Hingga 70 Persen
- Nasional21 jam lalu
Komisi I DPR Cermati Usulan UU Batas Usia Akses Media Sosial
- EkBis23 jam lalu
Pertamina Pastikan Pasokan Energi Aman Selama Nataru 2025
- POLITIK19 jam lalu
Tentukan Sistem Pilkada, Kemendagri: Butuh Masukan dari DPR dan Partai Politik
- Nasional24 jam lalu
Lokasi Pra Muktamar Luar Biasa NU Dirahasiakan, Sebagian Peserta Hadir Secara Daring
- Dunia18 jam lalu
Jenderal Nuklir Rusia Tewas Terkena Bom Skuter Listrik di Moskow