Connect with us

Berita

BPPTKG Sebut ada 2 Kemungkinan Menggembungnya Gunung Merapi

AKTUALITAS.ID – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut ada penggembungan pada Gunung Merapi. Dalam perkembangannya, BPPTKG menyebut akan ada dua kemungkinan terkait kondisi tersebut. “Pertama bisa terjadi tumbuh kubah lava seperti Agustus 2018 dan kedua kemungkinan erupsi eksplosif seperti 21 Juni 2020,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat ditemui di sela-sela peninjauan […]

Published

on

AKTUALITAS.ID – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut ada penggembungan pada Gunung Merapi. Dalam perkembangannya, BPPTKG menyebut akan ada dua kemungkinan terkait kondisi tersebut.

“Pertama bisa terjadi tumbuh kubah lava seperti Agustus 2018 dan kedua kemungkinan erupsi eksplosif seperti 21 Juni 2020,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat ditemui di sela-sela peninjauan kesiapsiagaan masyarakat lereng Merapi bersama BNPB di Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Kamis (9/7/2020).

Kendati ada erupsi eksplosif, Hanik menyebut skala letusan Merapi masih rendah. Dia menjelaskan letusan eksplosif Gunung Merapi didominasi gas.

“Saat ini jika dibanding letusan 2006 atau 2010, letusan Merapi ini masih dalam skala rendah yaitu skala 1, skala terendah,” jelasnya.

Namun, hingga saat ini pihaknya terus melakukan pemantauan. Dengan adanya penggembungan Gunung Merapi yang terjadi sejak 22 Juni lalu hingga saat ini, kata Hanik, artinya ada aktivitas dari dalam Gunung Merapi. Namun, pihaknya masih belum bisa memprediksi jarak magma ke permukaan.

“Pergerakan magma kita belum tahu, tapi kalau sudah sampai permukaan baru kita tahu kecepatannya berapa,” tambahnya.

Hanik juga mengungkapkan kawah masih menghadap ke selatan atau ke arah Kali Gendol, Cangkringan. Sehingga potensi arah awan panas Gunung Merapi ada di Kali Gendol.

“Nanti magma ini kita tunggu sampai muncul di permukaan ada di sisi mana baru bisa kita lihat lagi,” katanya.

Dia melanjutkan, volume kubah lava Gunung Merapi yang tersisa pada tahun 2018 yakni 500 ribu m3. Sedangkan pada tanggal 13 Juni 2020, volume kubah lava Gunung Merapi sebesar 200 ribu m3.

“Setelah 21 Juni lalu, kami belum mengambil data untuk kubah lava,” terangnya.

Untuk itu, Hanik meminta agar masyarakat tetap waspada. Untuk potensi bahaya, menurutnya juga belum ada perubahan. Dia menegaskan jarak aman masih tetap di luar radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

“Status Merapi masih Waspada. Rekomendasi masih tetap yaitu jarak aman lebih dari 3 kilometer dari puncak, tapi kewaspadaan masyarakat tetap harus ada,” tegasnya.

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending