Hina Islam, Umat Kristen di Arab Kecam Presiden Prancis Emmanuel Macron


Seorang anak memegang foto Presiden Prancis Emmanuel Macron, dicap dengan tanda sepatu, selama protes terhadap Prancis di Istanbul, Minggu, 25 Oktober 2020. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Minggu menantang Amerika Serikat untuk menjatuhkan sanksi terhadap negaranya sekaligus meluncurkan serangan kedua terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron. Berbicara sehari setelah dia menyarankan Macron membutuhkan perawatan kesehatan mental karena sikapnya terhadap Islam dan Muslim, yang mendorong Prancis menarik duta besarnya untuk Ankara, Erdogan membidik kritik asing, Foto: AP/Emrah Gurel

Sejumlah umat Kristen di Arab ikut mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menghina Islam dan Nabi Muhammad.

Pada hari Rabu (21/10) lalu Macron diketahui mengatakan dia tidak akan mencegah penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi.

Macron langsung dikecam atas pernyataannya itu. Sejumlah negara Timur Tengah bahkan menyerukan boikot produk Prancis sebagai bentuk protes.

Kecaman tak hanya datang dari umat Islam, tetapi juga kalangan Kristen, salah satunya penyiar senior berita Al-Jazeera yang berbasis di Qatar Jalal Chahda.
Lihat juga: Timur Tengah Boikot Prancis Buntut Kritik Macron ke Muslim

“Saya Jalal Chahda, seorang Kristen Levantine Arab, dan saya dengan keras menolak dan mencela penghinaan terhadap Nabi Islam, Utusan Tuhan #Mohammad. Berkah dan damai,” lewat Twitter dilansir dari Anadolu Agency, Senin (26/10).

Chahda juga melampirkan foto yang menyatakan: “Muhammad, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian.”

Postingan Chada kemudian diikuti oleh komentar dari rekan Muslimnya yang memuji tweet tersebut.

Ghada Owais, presenter Al-Jazeera lainnya yang juga beragama Kristen, men-tweet ulang cuitan Chahda.

“Saya menolak untuk menyakiti perasaan Muslim atau untuk menggeneralisasi terorisme dan mengaitkannya dengan Islam,” ujar Owais.

Seorang pengguna Twitter lain, Ayman Dababneh, ikut menimpali dengan menekankan ia ikut tersinggung jika ada yang menghina umat Muslim.

“Siapa yang menyinggung dan tidak menghormati saudara Muslim saya tidak menghormati saya sebagai seorang Kristen Yordania,” ujarnya.

Michael Ayoub, seorang pengguna Twitter lain juga menyatakan bahwa ia ikut membenci orang yang menghina agama lain.

“Apa yang terjadi di Prancis adalah kemerosotan, dan ini menggarisbawahi bahwa mereka sangat jauh dari ajaran Alkitab,” ujar Ayoub.

Sementara itu, pengacara asal Mesir Nevin Malak juga mencuit tagar ‘#Againstinsultingtheprophet (#lawanpenghinaannabi) yang mengutip beberapa ajaran Alkitab yang menyerukan untuk menghormati agama lain.

Selain kartun provokatif, awal bulan ini, Presiden Macron menggambarkan Islam sebagai agama yang sedang dalam krisis. Dia juga mengumumkan rencana mendorong undang-undang yang lebih keras untuk menangani apa yang disebutnya “separatisme Islam” di Prancis.

Selama beberapa hari terakhir, dilaporkan pula banyak gambar-gambar yang mengandung hinaan terhadap Nabi Muhammad di fasad beberapa bangunan di Prancis.

Di sisi lain, umat Muslim di Prancis menuding Macron mencoba menekan Islam dan melegitimasi Islamofobia.

Beberapa negara dengan populasi mayoritas Islam seperti Turki dan Pakistan juga mengutuk sikap Macron terhadap Muslim. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya mengatakan pemimpin Prancis itu membutuhkan “pemeriksaan kesehatan mental.”

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>