Berita
AS Tetapkan Kelompok Pro-Iran Bahrain Masuk Dalam Daftar Organisasi Teroris
Amerika Serikat memasukkan kelompok pro-Iran yang berbasis di Bahrain dalam daftar organisasi teroris. AS menuduh mereka merencanakan serangan terhadap pasukan AS yang ditempatkan di negara itu. “Kelompok Saraya al-Mukhtar, berpotensi melakukan tindakan terorisme yang mengancam keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat,” kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Selasa (15/12) seperti dikutip dari […]
Amerika Serikat memasukkan kelompok pro-Iran yang berbasis di Bahrain dalam daftar organisasi teroris. AS menuduh mereka merencanakan serangan terhadap pasukan AS yang ditempatkan di negara itu.
“Kelompok Saraya al-Mukhtar, berpotensi melakukan tindakan terorisme yang mengancam keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat,” kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Selasa (15/12) seperti dikutip dari AFP.
Menurut Pompeo, Saraya al-Mukhtar adalah organisasi teroris didukung Iran yang berbasis di Bahrain. Kelompok itu, kata Pompeo, dilaporkan menerima dukungan keuangan dan logistik dari Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC).
IRGC sendiri telah dilabeli AS sebagai organisasi teroris sejak 2019.
“Target Saraya al-Mukhtar adalah menggulingkan pemerintah Bahrain dengan maksud membuka jalan bagi Iran untuk memberikan pengaruh lebih besar di sana,” kata Pompeo.
“Kelompok itu merencanakan serangan terhadap personel AS di Bahrain dan menawarkan hadiah uang tunai untuk pembunuhan pejabat Bahrain.”
Dengan menempatkan Saraya al-Mukhtar dalam daftar teroris, AS akan membekukan semua aset mereka. Juga mencabut akses kelompok itu ke sistem keuangan AS, dan melarang warga Amerika untuk berurusan dengan grup tersebut.
Kelompok Saraya al-Mukhtar dikenal karena pernah mengancam keluarga kerajaan dan mengutuk perlakuan terhadap minoritas Muslim Syiah di negara tetangga Arab Saudi itu.
Pada 2017 mereka dituduh membajak akun Twitter menteri luar negeri Bahrain, anggota dinasti Muslim Sunni yang memerintah kerajaan Teluk mayoritas Syiah.
Presiden AS Donald Trump telah berjanji untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran hingga akhir masa jabatannya di Gedung Putih pada 20 Januari.
Presiden terpilih Joe Biden telah mengindikasikan bahwa dia akan terbuka untuk memperbarui dialog dengan otoritas Iran.
-
EKBIS20/11/2025 23:00 WIBMentan Targetkan RI Swasembada Beras 31 Desember 2025, Pabrik Pakan Rakyat Siap Dibangun
-
FOTO21/11/2025 07:22 WIBFOTO: Diskusi DKPP di Media Gathering 2025
-
JABODETABEK21/11/2025 06:30 WIBLokasi SIM Keliling di Jakarta pada Jumat
-
RIAU21/11/2025 13:45 WIBHari Pohon Sedunia Kapolres Bersama Wabup dan Pelajar Hijaukan Pelalawan
-
RAGAM21/11/2025 01:00 WIBRaisa Raih AMI Awards 2025, Ungkap Rasa Haru hingga Kirim Dukungan untuk Pejuang Kanker
-
NASIONAL21/11/2025 13:00 WIBKPK Akhirnya Jadwalkan Pemeriksaan Ridwan Kamil
-
JABODETABEK21/11/2025 05:30 WIBHari Ini Masih Berpotensi Hujan, Jangan Lupa Bawa Jas Hujan Jika Berkendara Roda Dua
-
DUNIA21/11/2025 12:30 WIBKebakaran Terjadi di Lokasi Pertemuan Puncak COP30 di Brasil

















