Connect with us

Berita

Jika Rusia Bebaskan Alexei Navalny, Uni Eropa Tunda Jatuhkan Sanksi

Uni Eropa bakal menunda menjatuhkan sanksi kepada pemerintah Rusia jika membebaskan aktivis oposisi pro demokrasi, Alexei Navalny. “Kami sepakat untuk menunggu keputusan pengadilan apakah Alexei Navalny akan dibebaskan dalam 30 hari. Ini belum berakhir,” kata Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, dalam rapat di markas Uni Eropa di Brussels, Belgia, seperti dilansir Reuters, Selasa (26/1). […]

Published

on

Uni Eropa bakal menunda menjatuhkan sanksi kepada pemerintah Rusia jika membebaskan aktivis oposisi pro demokrasi, Alexei Navalny.

“Kami sepakat untuk menunggu keputusan pengadilan apakah Alexei Navalny akan dibebaskan dalam 30 hari. Ini belum berakhir,” kata Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, dalam rapat di markas Uni Eropa di Brussels, Belgia, seperti dilansir Reuters, Selasa (26/1).

Kepala Bidang Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menyatakan akan langsung bertandang ke Moskow pekan depan untuk memaksa pemerintah Rusia membebaskan para demonstran yang ditahan sepanjang akhir pekan lalu dan Navalny.

Borrell mengancam akan membahas potensi sanksi susulan dalam pertemuan Uni Eropa pada 25 sampai 26 Maret mendatang, jika Rusia tidak membebaskan Navalny dan sejumlah aktivis.

Uni Eropa saat ini sudah memberlakukan sanksi ekonomi terhadap sektor energi, keuangan dan persenjataan Rusia terkait pencaplokan Krimea pada 2014. Mereka juga menjatuhkan sanksi terhadap enam pejabat Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin, dan dinilai bertanggung jawab atas upaya meracun Navalny.

Latvia dan Estonia mendukung langkah Uni Eropa menjatuhkan sanksi tambahan kepada Rusia. Italia juga menyatakan siap mendukung penerapan larangan bepergian terhadap dan membekukan aset milik penduduk dan pejabat Rusia.

Kepolisian Rusia langsung menangkap Navalny pada 17 Januari lalu, usai dirawat dan menjalani masa pemulihan di Jerman akibat dugaan diracun.

Navalny selama ini adalah aktivis yang paling keras menentang Putin. Dia juga menuduh Putin dan sejumlah anggota kabinetnya korupsi dan hidup mewah.

Akibat aktivitasnya, Navalny sudah keluar masuk penjara. Dia diduga hendak dibunuh dengan menggunakan racun saraf Novichok, yang merupakan senjata kimia yang dibuat di era Uni Soviet.

Trending