Berita
Saat Hari Raya Nyepi, Polusi di Bali Turun Signifikan
AKTUALITAS.ID – Hari Raya Nyepi di Pulau Bali terbukti menurunkan polusi atau gas rumah kaca ke atmosfer, karena aktivitas masyarakat dihentikan. Udara di kawasan itu menjadi jauh lebih segar. “Pastinya begitu, karena kita juga menghitung jumlah polutan setiap harinya,” kata Imam Faturahman, Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah […]

AKTUALITAS.ID – Hari Raya Nyepi di Pulau Bali terbukti menurunkan polusi atau gas rumah kaca ke atmosfer, karena aktivitas masyarakat dihentikan. Udara di kawasan itu menjadi jauh lebih segar.
“Pastinya begitu, karena kita juga menghitung jumlah polutan setiap harinya,” kata Imam Faturahman, Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Bali, saat dihubungi, Senin (15/3/2021).
Dia mengakui pengukuran polusi atau gas rumah kaca saat Nyepi di Bali sudah tidak dilakukan pihak BMKG. Namun, merujuk data 2017, terjadi penurunan polusi atau polutan selama Nyepi di Bali.
“Saat Nyepi, sudah beberapa tahun ini kami tidak mengukur. Biasanya kalau 2017 masih melakukannya. Setelah itu, belum ada lagi dari tim puslitbang pusat. Jadi Nyepi kemarin kami tidak melakukan pengukuran untuk membedakan saat Nyepi dan sebelum Nyepi,” imbuhnya.
Menurut Iman, penurunan polusi selama Nyepi di Bali pada 2021 diperkirakan sama dengan 2017. Pada tahun itu, penurunan polusi atau gas rumah kaca ke atmosfer di Bali yang tercatat dari hasil alat pengukur di daerah Negara, Kabupaten Jembarana, polusi debu turun 37 persen; di daerah Bedugul, Kabupaten Tabanan, turun 36 persen; dan di Kabupaten Karangasem turun 32 persen.
Sementara itu untuk di wilayah Denpasar untuk CO2 atau karbon dioksida turun 24 persen dan karbon monoksida atau CO turun 92 persen. Kemudian, di wilayah Karangasem CO2 turun 85 persen dan untuk CO turun 94 persen. Lalu untuk di Negara, Kabupaten Jembarana untuk CO turun 75 persen.
“Untuk data iya sama, karena di balai sendiri penyumbang atau kontributor untuk polusi udara itu dari aktivitas manusia. Dari kendaraan motor, tapi di sini pabrik tidak begitu banyak, lain seperti di daerah kawasan industri atau kawasan pabrik, seperti di Karawang dan Bekasi,” jelasnya.
“Pada saat Nyepi, ada perbedaan yang pernah kita ukur. Itu ada penurunan jumlah polutan dibanding pada saat (sebelum) Nyepi. Memang, cukup siginifikan pada saat nyepi karena tidak ada aktivitas kendaraan,” sambungnya.
-
EKBIS13/03/2025
Menhut: Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan Segera Diresmikan
-
NASIONAL13/03/2025
Prabowo Siapkan Penjara di Pulau Terpencil buat Koruptor: Mereka Gak Bisa Kabur!
-
DUNIA13/03/2025
Sidang Malapraktik Maradona: Teriakan Keadilan Menggema di Argentina
-
RAGAM14/03/2025
Film “The Brutalist” Sukses Raup 45 Juta Dolar AS di Box Office
-
MULTIMEDIA13/03/2025
FOTO:Â Hakim Tolak Keberatan Tom Lembong dalam Kasus Korupsi Importasi Gula
-
RAGAM13/03/2025
Dul Jaelani Ungkap Menu Favorit saat Berbuka Puasa: Gorengan dan Teh jadi Menu FavoritÂ
-
RAGAM13/03/2025
Baim Wong: Saya Tidak Pernah Ajarkan Anak Membenci Ibunya
-
MULTIMEDIA14/03/2025
FOTO:Â Komisi I DPR Rapat dengan Panglima dan Kepala Staf Bahas RUU TNI