Berita
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke India Menghindar Kekerasan Militer
Dikutip dari laman Reuters, Kamis (10/6), menurut perkiraan pejabat dan kelompok masyarakat mada, tiga negara bagian India yakni Mizoram, Manipur, dan Nagaland, kini menampung sekitar 16.000 penduduk Myanmar. Angka itu diperkirakan akan semakin bertambah dalam beberapa bulan ke depan. Di Mizoram, daerah yang paling banyak warga pengungsi Myanmar, aparat memantau sejumlah kelompok pro-demokrasi yang bergabung […]
Dikutip dari laman Reuters, Kamis (10/6), menurut perkiraan pejabat dan kelompok masyarakat mada, tiga negara bagian India yakni Mizoram, Manipur, dan Nagaland, kini menampung sekitar 16.000 penduduk Myanmar. Angka itu diperkirakan akan semakin bertambah dalam beberapa bulan ke depan.
Di Mizoram, daerah yang paling banyak warga pengungsi Myanmar, aparat memantau sejumlah kelompok pro-demokrasi yang bergabung dengan para pengungsi melintasi perbatasan di tengah hutan melewati Sungai Tiau.
“Kami memantau ini dari dekat,” kata penasihat negara bagian India kepada Reuters, seperti dilansir Aljazeera. Dia menuturkan sejumlah milisi Myanmar juga sempat melintasi perbatasan dengan bantuan orang India tapi mereka kini sudah kembali lagi.
“Kami tidak akan membiarkan mereka berlatih di Mizoram,” kata si pejabat. “Kalau Anda mengganggu Mizoram, bakal jadi masalah bagi pengungsi.”
Awal Mei lalu sekelompok warga Myanmar terdiri dari sedikitnya 50 orang melakukan pelatihan militer di Mizoram, kata pejabat kepolisian setempat dan salah satu anggota kelompok milisi kepada Reuters.
Kamp pelatihan di Distrik Champhai, Mizoram, tidak terlibat dengan penggunaan senjata dan kamp itu sudah dibubarkan setelah tentara India menyelidiki daerah itu, kata salah satu anggota milisi yang menolak disebut namanya.
“Semua anak muda itu sudah kembali lagi ke Myanmar,” kata dia.
Sejauh ini sedikitnya sudah 850 orang tewas akibat kekerasan militer sejak peristiwa kudeta yang menyingkirkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada Februari lalu.
Sejumlah pertempuran sengit antara kelompok milisi pemberontak dan militer terjadi di Negara Bagian Chin yang berbatasan dengan India.
Seorang anggota parlemen yang sudah dipecat junta militer mengatakan sejumlah milisi dari Negara Bagian Chin mendapatkan senjata dari India dan dari Pasukan Arakan, milisi etnis dari Negara Bagian Rakhine. Kondisi ini makin meramaikan perdagangan senjata gelap di kawasan itu.
“Biasanya mereka ini ingin melawan junta. Menurut saya, mereka ini ingin mendapatkan senjata dari sini (India),” kata pejabat kepolisian Mizoram.
Perbatasan India-Myanmar yang membentang sepanjang 1.600 kilometer selama ini ditempati oleh sejumlah kelompok pemberontak yang menentang pemerintahan India. Mereka beroperasi di dua sisi perbatasan dan meraup keuntungan dari penjualan narkotika dari Asia Tenggara, kata pejabat keamanan India.
Juru bicara militer Myanmar tidak menjawab permintaan tanggapan dari Reuters untuk menjelaskan situasi di perbatasan.
-
EKBIS29/10/2025 10:30 WIBKurs Rupiah Hari Ini 29 Oktober 2025 Tertekan, Dolar AS Menguat Jelang FOMC
-
FOTO29/10/2025 09:25 WIBFOTO: Suasana Diskusi KPU Bahas Tantangan Digitalisasi Pemilu
-
FOTO29/10/2025 05:13 WIBFOTO: Aksi Peduli Biruni Foundation di Hari Sumpah Pemuda
-
NASIONAL29/10/2025 13:00 WIBProvinsi Dengan Pendaftar Terbanyak Akan Terima Kuota Haji Lebih Besar
-
POLITIK29/10/2025 12:00 WIBBawaslu Minta KPU dan Pemerintah Segera Atur Penggunaan AI di Pemilu
-
EKBIS29/10/2025 08:30 WIBUpdate Harga BBM Pertamina 29 Oktober 2025: Cek Daftar Lengkap Harga Terbaru di Seluruh Indonesia
-
EKBIS29/10/2025 09:30 WIBBursa Saham RI Dibuka Merah, IHSG Turun ke Level 8.072 pada 29 Oktober 2025
-
POLITIK29/10/2025 11:00 WIBKPU: Digitalisasi Pemilu Memerlukan Peningkatan Kapasitas SDM

















