Berita
Pesan Mahfud di Pasuruan: Terima Saja Amplopnya
AKTUALITAS.ID – Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud Md meminta kepada masyarakat untuk tidak takut terhadap upaya oknum anggota Polri yang melakukan intimidasi terkait Pilpres 2024. Bahkan Mahfud meminta masyarakat mengabaikan jika ada oknum aparat yang mengarahkan untuk memilih salah satu pasangan capres-cawapres.
Mulanya, Mahfud meminta kepada publik untuk tidak memaki-maki aparat kepolisian dalam melaksanakan tugasnya. Sebab anggota Polri bertugas untuk menjaga ketertiban umum di masyarakat.
“Polisi itu baik melaksanakan tugas. Coba acara seperti ini kalau tidak ada polisi kacau kan. Jadi polisi itu baik,” kata Mahfud dalam Haloqoh Kebangsaan di Pondok Pesantren Darut Tauhid Canga’an, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (12/1/2024).
Mahfud juga meminta semua pihak mengabaikan ajakan oknum yang melakukan tindakan intimidasi maupun pengancaman dalam memilih salah satu pasangan capres-cawapres tertentu.
“Misalnya, ‘eh kamu harus pilih ini’, dengarkan saja, iyalah. Siap Pak, nanti sesudah polisinya pergi, atau aparatnya pergi bersumpahlah pada diri sendiri, saya akan memilih yang baik menurut hati nurani saya,” jelas Mahfud.
Di samping itu, Mahfud juga berpesan agar masyarakat tetap menerima pemberian dari para calon selama masa kampanye berlangsung. Akan tetapi, yang perlu diingat adalah mereka tetap memilih sesuai hati nurani masing-masing saat mencoblos.
“Kalau saudara menerima itu, terima saja tapi lalu katakan di hati, Pak kami harus memilih ini. Iya siap, gitu saja. Tapi nanti kalau memilih tanggal 14 pilihlah yang benar menurut bisikan hati nurani,” ujarnya.
Menurutnya, seseorang akan berdosa jika menerima uang dan mengabaikan pilihan hati nuraninya. Sebab hal itu termasuk tindakan suap-menyuap.
“Allah melaknat bagi orang yang memberi suap dan menerima suap, dosa nerima amplop tuh. Tolong ya Bu nanti dipilih. Oh iya Pak, lalu pilih bener berdasarkan amplop itu, itu dosa,” ucapnya.
Namun, untuk menghindari hal tersebut, Mahfud menyampaikan kepada mereka agar menganggap pemberian tersebut sebagai sedekah. Dengan demikian, mereka pun tetap dapat memilih sesuai dengan hati nuraninya masing-masing.
“Tapi kalau bapak-ibu kembali ke hati nurani, terima amplopnya. Wah ini sedekah ini bukan money politic. Sedekah itu menurut agama boleh diterima itu berpahala yang memberi dan yang menerima, sedekah,” jelasnya.
“Kalau saudara diberi lalu memilih karena ikatan uang itu, itu suap namanya. Tipis bedanya antara sedekah dan suap,” ungkap Mahfud.[Juniar/Ari]
-
POLITIK17 hours ago
Politik Gempar: Empat Menteri Kabinet Merah Putih Bergabung dengan PAN
-
Multimedia12 hours ago
FOTO: Harvey Moeis Divonis 6,5 Tahun Penjara
-
POLITIK12 hours ago
Organisasi Relawan Bungkam soal Rencana Langkah Lanjut Jokowi Pasca-Pemecatan dari PDIP
-
POLITIK14 hours ago
Waketum PKB: Kenaikan PPN 12 Persen Jangan Dijadikan Alat Serang Prabowo
-
Nusantara19 hours ago
Kesal Tak Diberi Uang untuk Judi, Pria Tikam Istri Hingga Kritis di Sumsel
-
Jabodetabek13 hours ago
Polda Metro Jaya: Bentrokan Ormas di Ciledug Dipicu Penurunan Bendera
-
POLITIK20 hours ago
Peringatan Hari Ibu: Srikandi Bawaslu Serukan Kebijakan Inklusif untuk Wujudkan Pemilu Adil Gender
-
POLITIK19 hours ago
Chico Hakim: PDIP Tidak Tolak Kenaikan PPN 12 Persen, Hanya Minta Pemerintah Kajian Ulang