Berita
Kecam Pertempuran di Gaza, Putin: Ini bukan Perang Tapi Penghancuran Total

AKTUALITAS.ID – Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam pertempuran yang terjadi di Gaza sebagai penghancuran total terhadap penduduk sipil Palestina. Dalam pernyataannya kepada perwakilan media asing pada Kamis (6/6/2024), Putin menegaskan bahwa apa yang terjadi di Gaza saat ini bukanlah perang, melainkan penghancuran total terhadap warga sipil.
“Apa yang terjadi saat ini di Gaza sebagai respons terhadap serangan teroris terhadap Israel tidak menyerupai perang. Ini adalah semacam penghancuran total terhadap penduduk sipil,” kata Putin.
Putin mengusulkan agar Rusia dapat berperan sebagai mediator dalam upaya mengakhiri konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama. Ia juga mengkritik kebijakan Amerika Serikat yang menurutnya gagal menyelesaikan konflik tersebut. Meski begitu, Putin menyatakan masih ada harapan untuk terbentuknya negara Palestina yang merdeka.
“Rusia berupaya berkontribusi dalam mencapai perdamaian, sama seperti Amerika Serikat, namun peran kuncinya adalah negara-negara di kawasan, termasuk Turki,” tambahnya.
Konflik terbaru di Gaza dipicu oleh serangan mendadak milisi Hamas pada 7 Oktober 2023 ke wilayah Israel selatan, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 orang lainnya. Sebagai pembalasan, Israel mengerahkan kekuatan militernya ke Gaza dengan target menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera. Namun, serangan ini telah mengakibatkan korban sipil Palestina yang tewas mencapai 36.000 orang, kebanyakan di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.
“Kami menentang terorisme dalam segala manifestasinya, melawan serangan terhadap warga sipil di mana pun dan di negara mana pun,” tegas Putin, seperti dikutip Anadolu Agency.
Putin juga menyalahkan kebijakan Washington yang menurutnya memonopoli proses perdamaian dan mengesampingkan semua mekanisme yang ada dalam upaya kolektif untuk menyelesaikan masalah ini. Ia menekankan bahwa solusi masalah ini tidak hanya dapat dicapai dengan penawaran material saja, tetapi perlu penyelesaian masalah politik yang melibatkan pembentukan dua negara, sesuai dengan keputusan PBB.
“Masalah sebenarnya, masalah politik, perlu diselesaikan. Hal ini melibatkan pembentukan dua negara, seperti yang diperkirakan dalam keputusan PBB untuk mendirikan dua negara di wilayah ini, negara Palestina dan negara Yahudi,” pungkasnya.
Putin juga menyebut Presiden Turki Tayyip Erdogan sebagai pemain kunci dalam upaya perdamaian ini. “Kami tahu bahwa Presiden Erdogan telah melakukan upaya yang kuat untuk menyelesaikan masalah yang sangat mendesak dan sudah berlangsung lama ini,” tutupnya.
Pernyataan Putin ini menambah dimensi baru dalam upaya internasional untuk mengakhiri konflik yang telah menelan banyak korban jiwa. Dengan menawarkan Rusia sebagai mediator, Putin menunjukkan kesiapan negaranya untuk berperan aktif dalam menyelesaikan salah satu konflik paling rumit di dunia. (NOUFAL/RAFI)
-
NASIONAL12/03/2025
Prabowo Umumkan THR ASN, PPPK, TNI-Polri, Hakim, dan Pensiunan Cair 17 Maret 2025
-
MULTIMEDIA12/03/2025
FOTO: Masjid Segitiga Karya Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
-
NASIONAL12/03/2025
Jaga Stabilitas Pangan Ramadan, Mentan Amran Apresiasi Operasi Pasar Murah di Surakarta
-
NASIONAL12/03/2025
Utut Adianto Pimpin Panja RUU TNI: Langkah Baru Revisi UU TNI
-
NASIONAL12/03/2025
Bonus Hari Raya untuk Mitra Ojek Daring: Langkah Nyata Arahan Presiden
-
NASIONAL12/03/2025
Presiden Prabowo Tegas: Prajurit TNI di Lembaga Sipil Wajib Pensiun Dini
-
NUSANTARA12/03/2025
Fenomena Langka! Hujan Es Sebesar Ruas Jari Guyur Sleman dan Yogyakarta
-
POLITIK12/03/2025
Batasan Masa Jabatan Ketum Parpol? Demokrat: Itu Urusan Internal Partai