Connect with us

Dunia

Israel Tertekan Hadapi Ancaman dari Iran dan Hizbullah

Published

on

AKTUALITAS.ID – Israel sedang menghadapi kekurangan signifikan dalam stok rudal Iron Dome, sistem pertahanan yang digunakan untuk mencegat serangan rudal dari Iran dan kelompok perlawanan Hizbullah di Lebanon. Hal ini diungkapkan oleh sumber-sumber dari industri penerbangan, mantan anggota militer, dan pengamat, seperti yang dilaporkan oleh Financial Times pada Rabu (16/10/2024).

Mantan pejabat pertahanan Amerika Serikat, Dana Stroul, menekankan bahwa masalah perlengkapan militer Israel saat ini cukup serius. “Serangan dari Iran dan Hizbullah akan mengurangi kekuatan pertahanan udara Israel, apalagi saat ini bantuan AS telah mencapai titik kritis,” ujarnya, menambahkan bahwa Amerika tidak dapat terus memasok Ukraina dan Israel dengan kecepatan yang sama.

Laporan menunjukkan bahwa pertahanan Israel terhadap serangan dari Iran pada 1 Oktober lalu tidak sekuat saat serangan pada bulan April, ketika Israel berhasil mencegat 99 persen rudal dan drone Iran dengan bantuan AS dan sekutu lainnya.

Untuk mengatasi masalah ini, Pentagon telah mengonfirmasi bahwa AS akan mengerahkan sistem rudal anti-balistik dan tim dukungan ke Israel. Ini diharapkan dapat meningkatkan pertahanan udara Israel dalam menghadapi kemungkinan serangan dari Iran dan potensi balasan yang mungkin dilakukan oleh negara tersebut.

Militer Israel kini telah menerapkan kebijakan “ekonomi senjata ketat,” di mana penggunaan senjata dibatasi dan hanya diizinkan untuk pejabat dengan pangkat tertentu. Namun, kebijakan ini tidak berlaku untuk sistem pertahanan udara seperti Iron Dome, yang tetap dapat digunakan berdasarkan pertimbangan prioritas.

Kebijakan tersebut dirancang untuk membantu komando senior dalam memprioritaskan penggunaan persenjataan sesuai dengan tujuan operasi mereka, menggeser tanggung jawab yang sebelumnya dipegang oleh komando tingkat bawah. Ini mencerminkan kebutuhan mendesak Israel untuk mempertahankan keamanan nasional di tengah ancaman yang terus meningkat dari Iran dan Hizbullah. (Damar Ramadhan)

Trending