Connect with us

Dunia

Pemimpin HTS: Suriah Terlalu Lelah untuk Berperang Melawan Israel

Published

pada

AKTUALITAS.ID – Pemimpin milisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS), Abu Mohammed Al Julani, mengungkapkan bahwa Suriah saat ini terlalu lelah untuk menghadapi konflik atau perang baru, termasuk perang melawan Israel. Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan wilayah Dataran Tinggi Golan, sebuah daerah yang telah lama menjadi sumber perselisihan antara kedua negara.

Dalam tanggapannya terkait manuver Israel yang “memanfaatkan” situasi kacau di Suriah, Al Julani, yang juga dikenal dengan nama aslinya Ahmed Al Sharaa, mengatakan bahwa Israel telah melanggar garis pemisahan yang ada di Suriah, menciptakan potensi eskalasi baru yang tidak dapat dibenarkan di kawasan ini.

“Israel jelas melanggar garis pemisahan di Suriah, yang berpotensi memicu eskalasi baru yang tidak dapat dibenarkan di kawasan ini,” ujar Al Julani seperti dikutip oleh AFP pada Sabtu (14/12/2024). Namun, ia menambahkan, “keletihan umum di Suriah setelah bertahun-tahun perang dan konflik tidak memungkinkan kami untuk memasuki konflik baru.”

Pernyataan tersebut muncul setelah pasukan Israel dilaporkan memasuki zona penyangga yang diawasi oleh PBB di Dataran Tinggi Golan, menyusul penggulingan Presiden Bashar Al Assad oleh milisi pada 8 Desember lalu. Israel juga terlibat dalam ratusan serangan udara terhadap aset militer Suriah, yang menurut laporan berbagai pengamat perang telah merusak “kemampuan strategis” yang mengancam keselamatan Israel.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa tindakan negara tersebut bertujuan untuk melindungi diri di tengah ketidakpastian politik di Suriah. Ia menyatakan bahwa mereka akan terus melakukan upaya untuk menjaga keamanan wilayah tersebut.

PBB menganggap langkah-langkah Israel di daerah tersebut sebagai pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata Israel-Suriah yang ditandatangani pada tahun 1974. Dataran Tinggi Golan telah menjadi wilayah yang mengalami ketegangan berkepanjangan, dengan Israel menguasai sebagian besar area tersebut sejak tahun 1981.

Sikap pesimis HTS dalam menghadapi Israel mencerminkan tekanan yang dihadapi negara tersebut setelah bertahun-tahun perang saudara yang melelahkan, serta tantangan nyata yang harus dihadapi milisi dalam mempertahankan kendali atas wilayah yang tetap tidak stabil. (Damar Ramadhan)

Trending



Copyright © 2024 aktualitas.id