Connect with us

DUNIA

Tolak Permintaan Trump, Inggris Ogah Putus Hubungan Ekonomi dengan Tiongkok Demi AS

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Kerajaan Inggris dilaporkan mengambil sikap independen dalam menghadapi tekanan dari Amerika Serikat (AS) terkait hubungan dagang dengan Tiongkok. Sebuah sumber dari pemerintah Inggris pada Rabu (16/4/2025) menyatakan Inggris tetap berkomitmen untuk melanjutkan interaksi yang bersifat “pragmatis” dengan Beijing dan tidak akan memutuskan hubungan ekonomi dengan Tiongkok demi menormalisasi hubungan dagang dengan AS.

Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap laporan surat kabar The Wall Street Journal yang mengungkapkan rencana pemerintahan Donald Trump untuk meminta komitmen dari mitra dagang agar secara ekonomi mengisolasi Tiongkok sebagai imbalan atas pengurangan tarif.

“Sikap dan pendekatan kami terhadap Tiongkok sudah jelas,” ujar sumber pemerintah Inggris tersebut, mengisyaratkan London tidak akan mengubah kebijakannya meskipun ada potensi tawaran menarik dari Washington.

Penolakan ini menunjukkan perbedaan signifikan dalam strategi antara Inggris dan kemungkinan kebijakan perdagangan AS di bawah kepemimpinan Trump. Sementara AS tampak berupaya menekan Tiongkok melalui isolasi ekonomi, Inggris memilih untuk mempertahankan jalur dialog dan interaksi dagang yang dianggap lebih menguntungkan bagi kepentingan nasionalnya.

Laporan lebih lanjut mengungkapkan Tiongkok hingga saat ini belum melakukan negosiasi setelah AS menerapkan tarif resiprokal. Bahkan, ‘Negeri Tirai Bambu’ berani membalas tarif tersebut, menunjukkan ketegangan yang mendalam dalam hubungan dagang kedua negara. Saat ini, tarif AS terhadap barang-barang asal Tiongkok telah meningkat hingga 145%, sementara tarif Tiongkok atas produk asal Amerika mencapai 125%.

Di sisi lain, rencana tarif AS yang lebih luas juga terungkap. Tarif dasar sebesar 10% diumumkan akan diberlakukan selama 90 hari terhadap lebih dari 75 negara yang tidak melakukan aksi balasan dan telah meminta negosiasi, dengan pengecualian Tiongkok. Indonesia termasuk dalam daftar negara yang penarikan tarif resiprokalnya ditunda sebesar 32%.

Sikap Inggris yang menolak permintaan AS untuk mengisolasi Tiongkok ini kemungkinan akan menambah dinamika kompleks dalam peta perdagangan global. Keputusan London untuk mempertahankan hubungan pragmatis dengan Beijing menunjukkan bahwa negara-negara sekutu AS memiliki pertimbangan dan kepentingan ekonomi yang beragam dalam menghadapi kekuatan ekonomi Tiongkok yang terus berkembang. Langkah Inggris ini bisa menjadi preseden bagi negara lain yang mungkin menghadapi tekanan serupa dari AS di masa depan. (Samsu)

TRENDING