Connect with us

DUNIA

Pejuang Palestina Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Rencana Israel Kuasai Gaza

Aktualitas.id -

Ilustrasi pejuang palestina, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Faksi perlawanan Palestina di Jalur Gaza dilaporkan telah meningkatkan kewaspadaan tertinggi di antara para pejuang mereka. Langkah ini diambil sebagai respons langsung terhadap ancaman pemerintah Israel yang menyetujui rencana untuk memperluas operasi darat dan bahkan mencaplok Jalur Gaza tanpa batas waktu.

Ancaman serius ini muncul setelah pertemuan kabinet keamanan Israel pada Minggu malam yang, menurut laporan, menyetujui rencana pencaplokan Gaza dan pengusiran warga Gaza ke selatan. Rencana ini disebut akan dimulai dengan serangan yang lebih brutal dan akan memakan waktu berbulan-bulan, fokus pada satu wilayah per wilayah.

Komandan lapangan dari sayap bersenjata faksi perlawanan secara tegas menyatakan kesiapan penuh mereka untuk menghadapi semua skenario yang mungkin terjadi, termasuk kemungkinan upaya Israel untuk menduduki kembali Jalur Gaza, wilayah yang ditinggalkan Israel pada tahun 2005 setelah pendudukan puluhan tahun.

Meskipun keputusan kabinet Israel juga mencakup upaya mencapai kesepakatan pembebasan sandera menjelang kedatangan Presiden AS Donald Trump di wilayah tersebut, faksi perlawanan bersenjata Palestina menanggapi ancaman militer dengan sangat serius.

Dalam wawancara dengan Aljazirah, komandan militer lapangan mengungkapkan garis besar konfrontasi yang akan datang jika tentara pendudukan Israel benar-benar melaksanakan ancamannya. Mereka meyakini bahwa keputusan Israel untuk memperluas operasi militer bukanlah kejutan, melainkan kelanjutan dari eskalasi yang sudah terjadi sejak 18 Maret, termasuk pemboman, pengepungan, kelaparan, dan pembersihan etnis.

Para pemimpin militer perlawanan menegaskan mereka tidak pasif menunggu keputusan Israel, melainkan membaca fakta di lapangan dan menanganinya dengan logika yang bersifat preemtif dan menyeluruh. Menurut mereka, persiapan untuk konfrontasi telah dilakukan sejak hari pertama pendudukan memutuskan untuk kembali berperang dan membayangkan mereka mampu menduduki kembali Gaza.

Restrukturisasi prioritas militer dan rehabilitasi kemampuan lapangan terus berlanjut bahkan selama masa agresi dan gencatan senjata parsial. Mereka terus belajar dari konfrontasi langsung dan tidak langsung di seluruh wilayah Gaza.

Para pemimpin pasukan pejuang menegaskan respons terhadap ancaman Israel akan dilakukan di lapangan dengan menggunakan seluruh kemampuan yang dimiliki faksi perlawanan. Dengan penuh keyakinan, mereka menyatakan, “Kami memiliki orang-orang, doktrin, dan geografi. Mereka yang memasuki Gaza sebelumnya hanya meninggalkannya dengan luka-luka dan tentara mereka.”

Rencana Israel yang disetujui kabinet disebut menyerukan ratusan ribu warga Palestina untuk pindah ke selatan Gaza, yang akan memicu pengungsian paksa dan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan. Merebut dan berpotensi menduduki kembali Gaza secara tak terbatas tidak hanya akan memupuskan harapan negara Palestina, tetapi juga menempatkan Israel berhadapan langsung dengan populasi yang sangat memusuhi mereka, menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana Israel akan memerintah wilayah tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan serangan baru di Gaza akan menjadi operasi militer intensif untuk mengalahkan Hamas, dengan penduduk akan dipindahkan demi perlindungan mereka sendiri. Ia menegaskan pasukan Israel tidak akan masuk, menyerang, dan kemudian mundur, melainkan akan tetap berada di Gaza untuk batas waktu yang tak ditentukan.

Sementara itu, Mahmoud al-Mardawi, pimpinan kelompok Hamas, menegaskan ancaman Israel untuk menduduki Gaza adalah upaya untuk mematahkan tekad rakyat Palestina, namun ia meyakini upaya tersebut tidak akan berhasil. Al-Mardawi menekankan perlawanan Palestina tidak akan menanggapi tawaran Israel yang dianggap sebagai pemerasan. Ia menegaskan kembali satu-satunya solusi yang dapat diterima adalah kesepakatan komprehensif yang mencakup pembebasan sandera Israel, gencatan senjata total, penarikan penuh Israel dari Gaza, rekonstruksi Gaza, dan pembebasan tahanan Palestina.

Situasi di Gaza tetap tegang seiring kesiapan pejuang Palestina menghadapi kemungkinan eskalasi militer Israel yang bertujuan untuk menguasai wilayah tersebut. (Mun)

TRENDING